Mohon tunggu...
Najmie Zulfikar
Najmie Zulfikar Mohon Tunggu... Administrasi - Putra : Hamas-ruchan

Pe[ngen]nulis | Konten Kreator YouTube | Channel : James Kalica

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia Ikut-ikutan Setan, Dikarantina di Bulan Ramadan

21 April 2020   00:18 Diperbarui: 21 April 2020   00:28 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi : sketzbook

Ramadan tinggal hitungan hari. Semua umat islam tengah menanti kehadirannya. Hadirnya Ramadan tentu menghadirkan cerita, kisah dan tradisi masing-masing.

Mulai "dar der" suara petasan yang dibunyikan anak-anak. Suara tadarus di malam hari. Hingga buka bersama yang super padat dari lintas jenjang. Start dari teman TK, SD, SMP, SMA, kuliah sampai remaja masjid pun tak pernah dilewatkan. Seolah itu adalah agenda wajib yang harus dituntaskan selama Ramadan. Buber must go on.

Alhamdulillah, seneng banget rasanya ketika teringat momen Ramadan.

Momen yang biasa kita rindukan di bulan Ramadan saat ini kentara sekali kekuranganannya dari sebelumnya. Ibaratnya sih kita beli susu kental manis kekentalannya tidak seperti biasa. Warnanya yang putih tak seputih biasanya. Rasanya yang manis tak semanis biasanya. Tapi kalau kamu tetep manis kok dari dulu hingga sekarang. Upss...

Kekurangan dari semua itu ya tentu dari pandemi covid-19 sekarang ini. Pandemi ini telah merusak tatanan ekonomi, sosial, budaya, dan juga agama.

Pemerintah melalui kementrian Agama RI telah mengeluarkan surat edaran resmi kepada masyarakat muslim di republik ini untuk beribadah di rumah saja selama Ramadan.

Imbas utamanya adalah sholat tarawih. Sholat tarawih di rumahkan. Umat muslim dihimbau untuk sholat wajib, dan tarawih di rumah saja.

Jika melihat sholat tarawaih ini merupakan sholat sunnah yang hanya ada di bulan Ramadan. Dan biasanya ditambah dengan sholat witir sebagai penutupnya. Masjid dipenuhi jamaah. Belakang imam sampai depan naruh sandal semuanya full. Masyaallah...

Bisa dibayangkan betapa sepinya malam bulan Ramadan kali ini. Padahal sesepi-sepinya nya malam di bulan ini tidak pernah sepi dari aktivitas orang. Mulai dari orang ibadah, nongkrong, main badminton hingga tengah sahur ada orang membangunkan sahur. Terus berputar seperti itu hingga satu bulan.

Teringat, jika dulunya setelah tarawih terdengar suara tadarus di masjid kali ini bakal ditiadakan. Jika dulu-dulu nya syaitan dikarantina oleh Allah swt selama bulan Ramadan, sekarang kita semua juga ikut-ikutan dikarantina saat Ramadan. Apakah ini titik awal perdamaian antara manusia dengan setan untuk menjadi teman. Karena kebiasaan manusia yang sering mengadopsi budaya dari setan.

Pergi ke pasar, belanja. Tak lupa beli "lombok setan". Ke luar kota, istirahat di rest area pilih menu makan "rawon setan". Nyari tontonan di malam minggu sama gebetan, nontonnya "tong setan". Sepertinya budaya setan kini sudah membaur pada sendi kehidupan.

Bulan Ramadan yang tinggal hitungan hari harus tetap kita persiapkan. Dan betapa bersyukurnya kita masih bisa dipertemukan bulan yang pagi, siang, malam nya sangat mulia ini. Tak henti-hentinya doa yang selalu terucap di setiap selesai sholat.

"Allahuma bariqlana fii rajaba wa sya'bana wa balligna ramadana".

Artinya : Yang maha pengasih, berkahilah kami di bulan rajab dan sya'ban. Dan sampaikanlah kami semua di bulan Ramadan.

Meskipun Ramadan ini ada perbedaan dari aspek pelaksanaannya dari tahun-tahun sebelumnya. Kita tidak sendiri merasakannya. Tetapi, semua umat muslim diluar sana juga merasakan hal yang sama.

Rasa kekhidmatan, kekhusyu'an dalam beribadah yang biasanya bersama-sama dilakukan di masjid, tak mengurangi rasa itu untuk melakukannya di rumah masing-masing. Satu rumah adalah satu masjid bagi kita untuk tetap berlomba-lomba dalam memperoleh keberkahan di bulan Ramadan.

Meskipun kita berada dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar. Namun hal itu tak membatasi rasa keimanan kita untuk tetap bertaqwa kepada Sang Kholiq.

Semoga Allah swt menjaga dan melindungi kita semua di bulan yang penuh maghfiroh.

Semoga allah swt menghilangkan duka pandemi yang telah berlarut-larut selama ini.

Amiin amiin ya rabbal alamin.

Marhaban ya ramadan.

Marhaban ya syahru siyam.

***Najmie Zulfikar***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun