Mohon tunggu...
Najmie Zulfikar
Najmie Zulfikar Mohon Tunggu... Administrasi - Putra : Hamas-ruchan

Pe[ngen]nulis | Konten Kreator YouTube | Channel : James Kalica

Selanjutnya

Tutup

Money

Menata Logistik yang Futuristik

18 Desember 2019   13:13 Diperbarui: 18 Desember 2019   13:16 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bongkar muat kontainer di pelabuhan (foto: Transport Logistic, sumber: canva.com)

Mengawali tulisan sederhana kali ini, penulis ingin bertanya kepada pembaca. Apakah pembaca sudah pernah mengirim barang melalui jasa pengiriman/ekspedisi? Atau membeli barang melalui toko online kemudian menggunakan jasa pengiriman/ekspedisi? Tentu, penulis rasa sebagian besar sudah mengalaminya.

Jika dilihat perkembangan e-commerse saat ini berkembang begitu pesat. Masyarakat mulai beralih menuju cara cepat dan praktis dalam transaksi jual beli menggunakan toko-toko online. Munculnya toko-toko online juga tidak terlepas dengan jasa pengiriman yang ikut bermitra di dalamnya. 

Melihat ekosistem yang diciptakan begitu besar dan mempunyai multiplayer effect, khususnya bidang ekonomi. Kegiatan tersebut semakin menunjukan tren positif hingga berkembang menjadi sebuah industri logistik.

Lalu, apa sebenarnya definisi dari logistik itu sendiri? Logistik merupakan bagian dari manajemen rantai pasok yang menangani arus barang, arus informasi dan arus uang secara aman, efektif dan efisien mulai dari titik asal sampai dengan titik tujuan melalui serangkaian proses pengadaan, penyimpanan, transportasi, distribusi dan pelayanan pengantaran sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang dikehendaki konsumen (Ditjen PDN Kemendag, 2015).

Keberadaan logistik saat ini dianggap sebagai salah satu pilar penggerak roda perekonomian setiap negara, tak terkecuali Indonesia. Perkembangan teknologi yang semakin tak terbendung mengakibatkan adanya distrupsi bagi industri ini, tak tanggung-tanggung industri logistik terus menggenjot sektor industri transportasi, logistik, dan juga supply chain untuk terus bermutualisme. Hal ini merupakan indikator yang positif bagi perkembangan industri logistik. Industri ini diprediksi akan terus moncer bahkan diprediksikan akan terus naik.

Di tahun 2020 industri logistik akan terus naik. Ia cukup optimis bahwa pertumbuhan industri logistik nasional pada tahun depan bisa mencapai 12-13 persen. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldy Ilham Masita di Jakarta, Rabu (11/12).

Menurutnya, alasan kuatnya di dasari oleh tiga faktor utama. Pertama adalah konsumsi domestik yang bakal lebih besar pada tahun 2020. Kedua, perdagangan online juga semakin naik. Mayoritas produk yang diperjual belikan secara online merupakan produk lokal. Ketiga, pembangunan infrastruktur terus berlanjut yang bakal meningkatkan keterhubungan antar wilayah di Indonesia.

Alasan pertama dan kedua merupakan sinyal positif bagi industri logistik. Mengapa demikian?. Saat ini masyarakat mulai membuka mata terhadap berkembangnya produk-produk lokal maupun brand-brand lokal yang sudah mendapat tempat di hati masyarakat. Sehingga daya beli masyarakat semakin tinggi dan juga didukung dengan pengaruh teknologi sebagai penggerak ekonomi digital.

Berkembangnya infrastruktur darat, laut maupun udara yang semakin menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya akan memangkas waktu tempuh dalam setiap kali pengiriman. Mobilitas kerja menjadi cepat dan efisien sehingga hasilnya pun semakin maksimal. Ilustrasinya seperti ini, jika kita ingin membeli lobster dari Pangandaran untuk dikirim ke Kalimantan yang dulunya membutuhkan satu minggu. Sekarang dengan adanya pembangunan infrastruktur seperti bandara, hanya dengan waktu 1-2 hari pengiriman sudah sampai ke tempat tujuan. Bahkan keadaan lobster yang akan dikirim masih dalam keadaan sangat fres. Karena tidak dibekukan mengingat waktu tempuh yang cenderung cepat.

Lalu, seperti apa gambaran kinerja logistik domestik dikawasan ASEAN maupun internasional dibandingkan negara-negara lainnya?.

Berdasarkan top ranking di kawasan ASEAN yang dirilis oleh lpi.worldbank.org, 2016 bahwa Indonesia menduduki peringkat empat. Masih jauh tertinggal dengan Singapura, Malaysia dan juga Thailand. Indonesia memperoleh skor LPI sebesar (2,98), sementara negara terbaik di ASEAN, Singapura (4,14), Malaysia (3,43), dan Thailand (3,26).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun