Mohon tunggu...
Najib Yusuf
Najib Yusuf Mohon Tunggu... -

Founder Jetschool

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam, Budaya, dan Agama

20 Februari 2010   06:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:50 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jeffrey lang pernah memberikan analisi tentang pertentangan antara agama dengan budaya yang sejak dulu sudah terjadi, Yahudi memilih menutup diri dengan budaya, mereka menolak bentuk pencampuran antara budaya dengan agama, sehingga dalam praktik ibadahnya banyak kita temui hal-hal yang seolah-olah melawan arus budaya seperti seorang rabi yang memberikan fatwa tentang haramnya menggunakan lift, atau aturan-aturan lain yang bisa dipandang sebagai penolakan terhadap budaya, sehingga yahudi nyaris tidak mengalami perkembangan secara kuntitas tetapi tetap terjaga secara kualitas. Nasrani memilih menerima pencampuran antara budaya dengan agama, dalam praktik peribadatan banyak sekali unsur-unsur budaya yang digunakan seperti penerjemahan kitab suci ke berbagai bahasa, dsb. Sehingga secara kuantitas Nasrani berkembang menjadi agama yang pesat tetapi secara kualitas tidak begitu baik. Bagaimana dengan Islam?

Islam memberikan batasan-batasan yang jelas tentang budaya. Dalam konsep Ikhwanul Muslimin dikenal dengan tsawabit dan mutaghayyirat. Artinya Islam memberikan batasan antara yang tidak boleh diubah (tsawabit) karena bersifat prinsip seperti aqidah, ushul (pokok-pokok) yang tegas yang tidak menerima takwil, penggantian, perubahan kapan dan di mana pun serta oleh siapa pun. seperti rukum iman, atau bahasa arab sebagai bahasa Al-Qur'an. Sedang Mutaghayyitat memberikan flesibilitas terhadap perkembangan zaman, termasuk budaya.

Dalam islam secara otomatis organisasi yang memiliki tsawabit tidak sesuai dengan apa yang sudah digariskan akan terkucilkan, bahkan dimusuhi seperti terjadi pada kasus elijah muhammad di US. konteks perubahan dalam mutaghayyirat tentu perubahan yang tidak bertentangan dengan tsawabit yang telah ditentukan dalam islam.

Inilah yang memungkinkan Islam terjaga secara kuantitas dan kualitas, karena Islam mampu berkembang menjawab permasalahan-permasalahan kekinian dengan corak yang khas, bukan terkontaminasi atau menutup diri. wallahua'lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun