Mohon tunggu...
Nailir Rahmah
Nailir Rahmah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Anak Luar Biasa

12 Desember 2017   06:41 Diperbarui: 12 Desember 2017   08:11 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anak luar biasa sering kita kenal dengan anak berbakat. Anak berbakat adalah mereka yang memiliki kemampuan unggul dan mampu memberikan prestasi yang tinggi. Sebagai seorang pengajar terkadang bingung bagaimana cara untuk menyampaikan materi kepada anak. Salah satu dari mereka pasti mempunyai kemampuan dan bakat yang berbeda-beda. 

Rasa bosan pasti dialami semua orang, apalagi anak kecil yang setiap harinya sering mendengarkan sesuatu yang sama baik dari keluarga, tetangga, teman ataupun gurunya. Anak berbakat juga bisa dikatakan "gifted and talented". 

Isilah gifted ditujukan kepada anak yang memiliki kemampuan tinggi secara umum dan talented biasanya ditujukan kepada seseorang, anak didik ataupun siswa yang mempunyai kemampuan tinggi di tingkat yang khusus seperti mempunyai kemampuan di bahasa, matematika atau di tingkat seninya.

Anak berbakat berbeda dengan anak normal biasanya. Anak berbakat memiliki kecerdasan yang lebih dibandingkan teman sebayanya, memiliki kecerdasan diatas rata-rata anak normal akan tetapi anak berbakat ini tidak bisa dikatakan anak yang tidak normal seperti teman yang lainnya. 

Hanya saja mempunyai kelebihan yang cemerlang, memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan teman yang lainnya. Apakah anak berbakat bisa dikatakan dengan anak yang luar biasa? Ya bisa jadi anak berbakat bisa dikatakan dengan anak yang luar biasa. Akan tetapi diatas keluar biasaannya juga tidak baik karena akan terus menerus mengalami kebosanan jika tidak disesuaikan dengan kemampuannya.

Adapun ciri-ciri anak berbakat adalah pertama, bisa membaca di usia yang sangat muda. Disaat temannya masih belum bisa menempuh pelajaran membaca, anak berbakat sudah bisa membaca dengan lancar. Kedua, berpikir logis. Mayoritas guru atau pendidik yang belum mengetahui kemampuan muridnya akan marah-marah dengan pertanyaan yang tak henti-hentinya ditanyakan oleh peserta didik. 

Karena disamping anak berbakat mempunyai kemampuan yang lebih, dia juga mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Jadi anak berbakat tidak akan berhenti bertanya kalau dia belum merasa puas, dan jika tidak ditelateni oleh guru maka anak akan merasa bersalah dan tidak percaya diri lagi.

Bagaimana cara untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas? Selain tidak menyusahkan guru juga tidak merugikan peserta didik. Pertama, kenalilah anak didik kita, anak didik yang sering kita temani di kelas untuk belajar. Jika guru tidak bisa mengenali peserta didiknya satu persatu, itu akan berakibat fatal. Kedua, jika sudah mengetahui kemampuan dan karakteristik siswa, carilah jalan keluar. 

Karena tidak mungkin seorang guru akan mengajar dengan menuruti kemauan dan kemampuan anak yang berbeda-beda. Sebenarnya bisa seorang pengajar menggunakan dengan berbagai metode akan tetapi akan lebih efektifnya jika peserta didik dibimbing oleh guru yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Misalnya anak berbakat atau anak luar biasa. 

Lebih tepatnya anak berbakat bisa disekolahkan atau diajar oleh guru yang memang sudah mempunyai ilmunya tentang cara menangani anak dengan IQ yang melebihi batas minimal usianya. Anak berbakat hanya butuh penanganan khusus supaya anak bisa menyalurkan semua idenya dan apa yang mereka butuhkan akan terjawab semuanya sesuai dengan keinginan anak.   

Jadi sebagai seorang pendidik jangan hanya bisa marah-marah jika terdapat seorang siswa atau  peserta didik yang setiap harinya bertanya terus menerus dan tidak berhenti sebelum anak merasa puas. Juga jangan terlalu bahagia dan membanggakan diri jika menemukan seorang peserta didik yang setiap harinya sering bertanya dan bisa menjawab semua pertanyaan dari guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun