Mohon tunggu...
naila mahdiya mussofa
naila mahdiya mussofa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UIN sunan Ampel Surabaya

Menggambar, membaca, healing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Toleransi Beragama dan Fungsinya dalam kehidupan keagamaan kerajaan Majapahit"

30 November 2024   17:58 Diperbarui: 1 Desember 2024   12:46 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Toleransi, yang berasal dari bahasa Latin "tolerantia", berarti sikap terbuka, lapang dada, dan saling menghormati di tengah keragaman budaya dan agama. UNESCO mendefinisikan toleransi sebagai sikap saling menerima dan menghargai, didukung oleh pengetahuan, kebebasan berpikir, dan beragama. Toleransi beragama mengacu pada kebebasan individu untuk meyakini dan menjalankan ajaran agamanya tanpa diskriminasi. Dalam konteks Majapahit, meskipun dominan dengan ajaran Hindu-Buddha, kerajaan ini juga menyerap kepercayaan lokal dan agama lain, seperti Islam pada masa akhir kejayaannya. Kehidupan keagamaan di Majapahit ditandai oleh harmonisasi antara Hindu dan Buddha, yang bahkan mengalami sinkretisme ajaran. Agama di Majapahit memainkan peran penting dalam legitimasi dan konsolidasi kekuasaan, serta simbol identitas budaya dan moralitas. Agama juga menjadi alat diplomasi, memperkuat hubungan dengan kerajaan lain yang menganut ajaran serupa.

Fungsi kehidupan keagamaan di Kerajaan Majapahit meliputi beberapa aspek penting:

1. Legitimasi Kekuasaan: Agama Hindu-Buddha memberikan legitimasi spiritual kepada raja-raja Majapahit, yang dianggap sebagai titisan dewa, memperkuat kedudukan mereka sebagai pemimpin sah dengan dukungan kekuatan ilahi.

2. Konsolidasi Kekuasaan: Agama digunakan untuk menyatukan berbagai wilayah dengan keberagaman suku dan agama di bawah kekuasaan Majapahit, menjadikan agama Hindu-Buddha sebagai elemen pemersatu.

3. Simbol Keagungan dan Identitas Budaya: Upacara keagamaan, pembangunan candi, dan seni Hindu-Buddha digunakan untuk menunjukkan kemegahan kerajaan, dengan candi-candi sebagai simbol kekuatan spiritual dan politik.

4. Hukum dan Moralitas: Agama memengaruhi sistem hukum kerajaan, dengan kitab hukum seperti Kutaramanawa yang berisi panduan moral dan hukum berdasarkan ajaran Hindu-Buddha.

5. Diplomasi dan Hubungan Luar Negeri: Agama menjadi alat diplomasi yang mempererat hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara dan Asia Selatan yang menganut agama serupa.

Secara keseluruhan, agama memainkan peran penting dalam stabilitas politik, sosial, dan budaya Majapahit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun