Mohon tunggu...
Naila Ilma Ramadhani
Naila Ilma Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 24107030076

hallooo prenziii!! Silahkan menikmati hidangan kalimat demi kalimat dari penulis meskipun hanya sedikit rasa yang dapat dinikmati. Selamat menikmati!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perpisahan Itu Perlu, Tapi Tak Harus Mahal

30 April 2025   20:17 Diperbarui: 30 April 2025   20:17 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Wisuda Itu Perlu, Tapi Tak Harus Mahal (Sumber: Pinterest/Augusta Miller)

Hallo Kompasianer!

Membahas yang lagi rame-ramenya nih, perpisahan dan wisuda sekolah sebenernya buat apa sih? Sekedar formalitas? Foto-foto pakai toga? Ajang panjat sosial di media? Atau tempat apresiasi para siswa? 

Ada kesedihan ketika mendengar berita bahwa perpisahan untuk anak sekolah tidak diperbolehkan lagi. Mungkin beberapa orang ada yang senang juga mendengar berita tersebut, mengingat biaya yang dikeluarkan ketika mengadakan event perpisahan dibilang tidak sedikit. 

Mungkin kita pernah ngeluh soal tugas sekolah yang tiada akhir, namun sekarang ketika sudah merasakan kelulusan justru merindukan momen-momen bareng temen waktu ngerjain tugas.  Dahulu waktu sekolah, momen yang sangat kita harapkan adalah momen kelulusan, dimana saat itu yang kita harapkan adalah terbebas dari tugas-tugas yang menumpuk setiap harinya.

Para siswa berjuang mengerjakan tugas, belajar setiap hari untuk memahami materi, mengikuti ujian, bahkan sering kali dituntut untuk ahli di semua bidang demi nilai yang baik.

Kisah senang dan duka waktu di sekolah juga sangat berkesan dalam kehidupan. Cerita dihukum satpam karena telat masuk sekolah, terkena razia dari guru, mendapat hukuman berdiri di lapangan karena ketauan bolos kelas, dan cerita unik lainnya semasa sekolah menjadikan memori yang sangat terkenang karena momen tersebut tidak bisa terulang lagi. 

Sekolah mengajarkan kita banyak hal. Masa kecil kita lebih banyak dihabiskan di sekolah, mulai dari TK, SD, SMP, SMA. Sekolah lah tempat dimana kita belajar banyak hal. Belajar ilmu pengetahuan, bersosialisasi, berempati, memahami karakter teman, dan banyak lainnya. Sekolah adalah tempat kita memulai berbagai hal baru. Merasakan rasa pertemanan, persahabatan, kekeluargaan dengan orang baru kita mulai semua dari sekolah. Lalu, dengan tiba-tibanya moment perpisahan ditiadakan? Semudah itu kah mengakhiri cerita dari panjangnya cerita kehidupan di sekolah.

Kita mungkin tak lagi duduk di bangku yang sama, tak lagi saling sapa setiap pagi, atau tertawa bersama saat guru belum masuk kelas. Tapi bukankah yang kita bagi selama ini lebih dari sekadar tempat dan waktu? Ada kenangan, perjuangan, dan rasa yang terlanjur tumbuh, yang tak bisa dipisahkan hanya karena hari ini kita resmi "berpisah". 

Tidak adil rasanya jika perpisahan dihapuskan begitu saja. Momen ini bukan sekadar seremoni, melainkan penghargaan atas proses panjang yang telah dilalui bersama. Memang, biaya sering menjadi alasan utama perpisahan ditiadakan. Namun, bukankah selalu ada solusi jika kita mau bermusyawarah? Daripada berfokus pada kemewahan, kita bisa mencari cara yang lebih sederhana namun tetap berkesan. Misalnya, mengadakan acara wisuda kecil-kecilan di sekolah, dengan konsep yang hangat dan akrab, tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Yang penting bukan kemeriahannya, tapi rasa dan kenangan yang tertinggal. Bahkan mungkin ada cara lain yang lebih kreatif dan efisien, asal semua pihak terbuka untuk berdiskusi dan mencari jalan tengah.

Sering kali, kita terjebak pada anggapan bahwa perpisahan harus mewah agar terasa istimewa. Padahal, justru kesederhanaan yang sering menyimpan makna paling dalam. Duduk bersama teman-teman satu angkatan, menyaksikan kilas balik perjalanan sekolah, mendengarkan pesan dari guru, bahkan sekadar saling berpandangan sambil menahan haru, itu semua sudah cukup untuk meninggalkan kesan yang tak tergantikan. Tidak perlu gedung mewah, riasan mahal, atau panggung megah. Yang kita butuhkan hanyalah ruang untuk mengucap terima kasih, maaf, dan selamat tinggal dengan tulus.  

Karena pada akhirnya, perpisahan bukan soal seberapa meriah acaranya, tapi seberapa dalam maknanya. Kita butuh ruang untuk menutup bab yang begitu panjang ini dengan pantas, bukan demi foto, bukan demi tren, tapi demi hati yang pernah tumbuh bersama. Biarlah perpisahan menjadi momen sederhana yang menghangatkan, bukan sekadar ditinggalkan begitu saja. Sebab kenangan tak pernah menuntut kemewahan, ia hanya butuh dikenang dengan tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun