Mohon tunggu...
Ahmad Nahrowi
Ahmad Nahrowi Mohon Tunggu... Jurnalis - Santri, Proletar

Pegiat Jurnalisme Pesantren

Selanjutnya

Tutup

Money

KKN Desa Punjul: Kusulap Air Selokan Jadi Sumber Uang

12 September 2019   23:32 Diperbarui: 14 September 2019   15:14 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Foto Pribadi
Foto Pribadi
Melihat ada Reward yang diselenggarakan Kompasiana seputar Aku dan Air ini, mengingatkan saya pada KKN yang selesai pada tanggal 10 Agustus lalu, saya tertarik untuk menuliskan kisah  KKN yang saya alami Kemarin, barangkali bisa  menjadi  Inspirasi bagi warga Kompasioner, dan tentunya Pemda DKI yang  mengadakan Reward ini.

FYI, KKN saya terletak di Desa Punjul, Kec. Plosokaten, Kab. Kediri, letak geografisnya sangat mendukung untuk mengembangkan Industri disektor pertanian & perairan. Saya dan 15 anggota lainya melaksanakan observasi terhadap Desa Punjul  mulai dari keadaan sosial Budaya, Kesehatan, Wirausaha, hingga sektor Agama, kami mendapati hal penting yang ada di Desa Punjul ini. 

Yaitu dengan melimpahnya air, ternyata Desa Punjul ini setiap selokan teraliri air yang cukup deras  dan jernih, warga di sini memanfaatkanya sebagai irigasi pertanian  ratusan Hektar Luasnya, juga kolam ikan tawar sangat melimpah. Sempat saya bertanya kepada warga manakala musim Panin Padi tiba dan wajib mengeluarkan zakat, warga memakai hitungan zakat tanpa megurangi biaya pengairan. Jadi nisab zakatnya 10%.

Aliran air  ini berasal dari daerah di hulu yang bersumber dari Gunung Kelud, menjadikan Desa Punjul dan sekitarnya yaitu Desa Pranggang, Desa Brenggolo dan Desa PLoso Lor terkenal sebagai sentra ikan hias, bagi pembaca kalau ada yang pecinta Ikan Koi mungkin tidak asing dengan nama Desa diatas. Layakanya daerah pegunungan yang melimpah airnya, selokan-selokan yang ada di Desa Punjul ini  air sangat jernih, tapi disinilah timbul masalah bagi Tim KKN kami.

Masalah yang ada di Desa ini adalah, dengan adanya selokan yang dialiri air jernih  warga yang halaman rumahnya dialiri air malah memanfaatkanya sebagai tempat pembuangan sampah lebih parah lagi beberapa warga juga memanfaatkanya sebagai tempat pembuangan tinja. 

 Kemudian kami menyusun rencana bagaimana supaya air yang mengalir diselokan ini bermanfaat, kami mengadakan rapat dengan Perangkat Desa yang rupanya memilliki satu pandangam dengan kami, dari pihak desa sebenarnya memiliki usulan untuk membuat  keramba di sepanjang selokan yang menjulur 1 KM di pinggir jalan utama desa, namun kendalanya tidak ada tim penggerak yang bisa merealisasikanya. 

Nah, disitulah kami dan Pihak Desa langsung berkolaborasi untuk merealisasikanya, kami bertugas sebagai penggerak untuk merealisasikanya dan Pihak Desa sebagai penyedia modal. Kami menamai program ini dengan Menyulp Air Selokan Jadi Sumber Uang. 

Berhubung waktu KKN kami cuma 30 hari, kami hanya bisa memulai program ini dari selokan depan Balai Desa yang berukuran panjang 15 M. dan Lebar 3 M. 

Selokan ini dibuat model seperti keramba alami, dimana setiap ujungnya diberi jaring kawat supaya tidak lepas ikanya, pengerjaan keramba ikan ini memakam waktu satu minggu untuk siap ditebar ikan, setelah keramba jadi, kami memilih jenis Ikan Nila sebagai tahap awal untuk melihat bagaimana respon Ikan Nila jika ditebar di keramba alami.

Memasuki  hari ke-7 pemilihan Ikan Nila dinilai berhasil setelah itu kami tebar pula Bibit Ikan Koi supaya menambah keindahan kolam dan bertambahanya komoditas, kenapa Ikan Koi kami Akhirkan? 

Sudah jelas biaya Ikan Koi lebih mahal selain itu daya tahan Ikan Koi juga lemah dibandingkan dengan daya tahan hidup Ikan Nila yang memiliki kecocokan disegala jenis media air (Mengalir, diam, jernih, & keruh).


Kenapa kami memulainya dari depan Balai Desa? letaknya yang ada dipusat aktivitas membuat warga yang melintas  bisa dengan mudah melihat, hal ini terbukti manakala satu minggu setelah kami tinggal KKN,  warga terlebih anak-anak gemar mengunjungi keramba yang kami buat untuk sekedar melihat-lihat sampai bapak-bapak yang 'ngemong' anak balitanya. 

Selain itu dengan dimulai dari depan Balai Desa ini ketika programnya berhasil kami dan Pemerintah Desa berharap warga yang depan rumahnya dialiri selokan bisa meniru dengan apa yang kami buat, jadi dari air selokan warga bisa menjadikan sebagai sumbeAr uang, dengan adanya Keramba Ikan Nila tadi atau bahkan disulap menjadi Desa Wisatta 1001 Ikan misalnya, yah kalau itu sih tergantung kesadaran dan Konektivitas antara Pemdes dan Warga.


Dengan keramba alami pula selokan yang sebelumnya dijadikan sebagai tempat sampah alami dan tempat pembuangan kotoran manusia, warga sedikit tersadar mereka akan berpikir dua kali untuk berbuat jorok seperti itu lagi karena sudah tahu kalau dihilir ada kerambanya.

Mungkin Ulasan saya ini bisa menjadi inspirasi  bagi  Pemerintah DKI, Menyulap Air selokan-selokan di Jakarta menjadi sumber uang. Oh ya tidak bisa, air di DKI kan keruh? 

Kalau hal itu menjadi sebab mengeluh kan bisa diatasi dengan mengajak kerjasama dengan Masyarakat, Mengadakan sosialisasi mengenai program ini dan sepandai mungkin merangkul Masyarakat supaya tidak membuang sampah sembarangan jika ini terealisasi dan air selokan jernih atau setidaknya terhindar dari kotoran dan limbah bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu pembuatan keramba alami, jika masyarakat masih 'mbulet' juga? 

Ya pemerintah bisa bekerja sendiri dengan memanfaatka2n jenis ikan yang tahan terhadap air kotor, kan adatuh ikan yang  kebal terhadap air keruh & kotor, Lele dan Patin misalnya. Jika ini benar-benar terealisasi, aroma tak sedap yang sering muncul di selokan ibukota bisa hilang , selain itu juga mengatasi resiko kebanjiran. 

Oh iya gimana jika musim hujan, ikanya bisa kabur dong? tidak usah khawatir, sewaktu musim hujan tiba ikan yang waktunya panin bisa di panin secepatnya dan keramba alaminya di kosongi sementara.

Jika masih ada ikan yang belum siap dipanin, keramba alami bisa dberi kurungan dari besi, jadi seolah-olah ikan 'dipenjara' dan menghindarkanya dari kabur meloloskan diri kealam bebas.

Cukup sekian cerita Aku & Air, kisah diatas merupakan hal yang real saya alami tanpa dibuat-buat, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Wallohu a'lam bishowab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun