Mohon tunggu...
Nahla Nadira Rahmah
Nahla Nadira Rahmah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Jangan menyerah, menyerah berarti kalah.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Putus Mata Rantai Covid-19, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Edukasi Urgensi Masker

15 November 2020   10:00 Diperbarui: 15 November 2020   10:05 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang mengedukasi warga desa Kauman, Brebes, terkait urgensi masker pada Rabu (7/10/2020). (Dokpri)

Akhir tahun 2019, dunia diresahkan oleh virus yang muncul di negara Cina, tepatnya kota Wuhan. Virus dengan nama latin severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-Cov-2) ini, kemudian akrab dikenal dengan virus corona. Covid-19 (coronavirus diseas 2019) yang menjarah kota Wuhan, dalam waktu singkat menjerat korban lanjutan di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Pemerintah Indonesia yang terbilang lamban dalam penanganan Covid-19, menjadikan Indonesia menempati posisi nomor satu se-Asia Tenggara perihal penduduk yang terinfeksi virus corona. Terbukti dengan data CNN Indonesia (Kamis, 15/10/20). Terhitung pertanggal 11 November 2020, kasus virus corona di Indonesia terkonfirmasi 448.118 jiwa, dengan rincian 378.982 pasien sembuh dan 14.836 meninggal dunia.

Berdasarkan data tersebut, Indonesia perlu upaya terencana, sistematis, dan futuristik. Hal ini dapat dimanifestasikan dalam bentuk kerjasama atau andil proaktif antara pemerintah dengan masyarakat. Pasalnya, “obat” untuk mencegah virus corona idealnya tidak hanya obat secara medis, tetapi juga psikis/mental. Keduanya perlu disadari oleh segenap masyarakat Indonesia agar lingkar Covid-19 dapat teretas, atau bahkan dibumihanguskan di Indonesia.

Kerjasama dan andil ini dapat diejawantahkan melalui edukasi, yang tersimplifikasi dengan penyadaran masyarakat, bahwa mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker itu urgen. Bukan merupakan kewajiban tetapi kebutuhan. Sebab, harus diakui, masih banyak masyarakat sekitar yang bahkan sampai saat ini beranggapan tentang ketiadaan eksistensi Covid-19. Kalaupun diyakini ada, tidak lain sebuah konspirasi yang berujung pada permainan politik pemerintah.

Utilitas peran dan kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat tidak hanya menjadikan pribadi yang penuh kehati-hatian, tetapi secara langsung mengajarkan untuk senantiasa hidup bersih serta produktif di manapun dan kapanpun. Dengan kata lain, bahwa produktifitas seseorang idealnya tidak melulu ditentukan oleh ruang atau lingkungan luar. Wajar bila pemerintah menganjurkan segenap masyarakat di rumah saja.

Fokus membiasakan diri melakukan aktifitas di rumah (work from home) ini laiknya langkah preventif dan antisipatif untuk menekan angka lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Tentu diimbangi dengan konsistensi masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.

Namun, permasalahan dasar muncul ketika tuntutan membudayakan kebiasan baru ini tidak berbanding lurus dengan pamahaman masyarakat awam khususnya, sehingga proses adaptif belum dapat terlaksana dengan baik. Dalam konteks ini berfokus pada warga Kauman, kecamatan Brebes, kabupaten Brebes.

Sebagai contoh dalam penggunaan masker. Relatif banyak dijumpai warga Kauman yang beraktifitas di luar rumah tanpa menggunakan masker. Hal tersebut perlu menjadi perhatian, karena pandemi yang belum berakhir ini mengharuskan masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan, salah satunya dengan menggunakan masker.

Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, bahwa penularan virus corona dapat melalui droplet, yaitu percikan yang keluar pada saat batuk, bersin, atau bicara. Droplet dapat terhirup orang di sekitar hingga mencapai jarak dua meter, dan mengakibatkan penularan. Oleh karena itu, penggunaan masker bertujuan untuk melindungi diri dari droplet orang lain agar tidak masuk ke hidung maupun mulut kita, begitu pula sebaliknya.

Sebagai langkah antisipasi yang bersifat kolektif, tanggal 7 Oktober 2020, peserta KKN Reguler DR UIN Walisongo Semarang ke-75, Nahla Nadira Rahmah, berinisiatif untuk mengedukasi tentang urgensi penggunaan masker kepada warga desa Kauman, kec. Brebes, kab. Brebes, terlebih bagi mereka yang tidak sempat membaca koran atau media online.

"Tujuannya untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa masker dapat melindungi diri dari paparan polusi udara dan sinar matahari," katanya.

Pun asap kendaraan bermotor, rokok, pabrik, dan debu dapat mempengaruhi kinerja paru-paru dan mengeskalasi risiko penyakit pernapasan. Selain itu, polusi udara dan sinar matahari dapat menyebabkan timbulnya permasalahan pada kulit wajah, seperti penuaan dini, jerawat, flek hitam, hingga kanker kulit.

"Alasan lain penggunaan masker yang lebih vital yaitu dapat mencegah penularan penyakit, seperti flu, batuk, hingga Covid-19. Mengingat kondisi Indonesia yang darurat sehat," tambahnya.

Masker dapat mencegah droplet dari orang lain agar tidak terhirup. Maka dari itu, masker menjadi salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dari penyakit, polusi udara, dan sinar matahari.

Karena pentingnya penggunaan masker tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa masker tidak hanya harus dipakai di tempat-tempat yang memungkinkan persebaran virus dan sulit menerapkan jarak fisik, tetapi juga harus dipakai setiap kali keluar rumah atau bepergian. Selain itu, masyarakat perlu tahu bahwa penggunaan masker untuk masyarakat umum dan tenaga medis memiliki standar yang berbeda. Oleh karena itu, penggunaan masker perlu disesuaikan dengan intensitas kegiatan masyarakat.

Di samping mengedukasi tentang urgensi penggunaan masker, program tersebut juga membagikan masker secara gratis untuk warga yang belum menggunakan masker. Pembagian masker ini bertujuan agar warga Kauman Brebes mengikuti anjuran pemerintah untuk mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Selain itu, pembagian masker juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memutus mata rantai Covid-19.

Dokpri
Dokpri

Atas pelaksanaan kegiatan ini, harapan terbaik ialah Indonesia kembali normal, baik secara kultural maupun struktural, dan terbebas dari jeratan Covid-19. Oleh karena itu, sudah selayaknya masyarakat dan pemerintah berjibaku bersama untuk tetap mengawal perjuangan melawan corona virus diseas-19. Wallahu a’lam bi ash-shawab. (Nnr).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun