Di tengah derasnya arus informasi dan cepatnya perubahan zaman, kemampuan untuk berpikir kritis dan mengambil keputusan menjadi semakin penting. Namun, tantangan terbesar justru datang dari sikap mental kita dalam menghadapi perubahan itu.Â
Banyak orang terlalu percaya diri dengan pengetahuan yang dimiliki, bahkan ketika fakta membantah keyakinannya. Di sisi lain, ada juga yang terlalu rendah diri untuk bersuara, meskipun memiliki ide yang cemerlang. Di sinilah konsep confidence humility menjadi sangat relevan dan dibutuhkan.
Apa Itu Confidence Humility?
Confidence humility adalah keseimbangan antara keyakinan terhadap pengetahuan atau kemampuan diri (confidence), dengan sikap terbuka dan kesediaan untuk belajar serta mengakui kesalahan (humility).Â
Dalam praktiknya, seseorang dengan confidence humility akan mampu menyampaikan pendapat dengan percaya diri, namun tetap mau mempertimbangkan sudut pandang lain dan siap mengubah pendapatnya jika terbukti keliru.
Konsep ini mulai banyak dibahas dalam dunia psikologi, kepemimpinan, hingga budaya kerja modern. Adam Grant, seorang psikolog organisasi ternama, bahkan menyebut confidence humility sebagai salah satu soft skill paling krusial di abad ke-21.
Permasalahan Aktual: Budaya Debat yang Didominasi Ego
Dalam era media sosial dan budaya debat publik yang semakin terbuka, sering kali kita menjumpai fenomena "kepercayaan diri yang arogan". Orang merasa harus selalu benar, menyerang pendapat orang lain, atau bahkan menyebarkan informasi keliru hanya demi mempertahankan ego.
Contohnya bisa dilihat dalam perdebatan isu-isu sosial atau politik yang sering terjadi di Twitter atau platform lain. Alih-alih mencari kebenaran bersama, banyak diskusi berubah menjadi ajang pamer kepintaran atau saling menjatuhkan. Kurangnya confidence humility membuat diskusi menjadi tidak produktif, dan justru memperdalam polarisasi.
Di lingkungan kerja pun permasalahan serupa terjadi. Seorang manajer yang terlalu percaya diri namun tidak rendah hati akan menutup ruang diskusi dan ide dari timnya. Akibatnya, inovasi mandek dan karyawan merasa tidak dihargai. Sebaliknya, karyawan yang rendah hati tapi tidak percaya diri sering kali tidak bersuara, bahkan saat memiliki solusi atas masalah.
Mengapa Confidence Humility Penting di Era Digital?
Perubahan Terlalu Cepat untuk Sok TahuÂ
Dalam dunia yang serba cepat dan kompleks, tidak ada satu orang pun yang bisa tahu segalanya. Teknologi, tren pasar, hingga dinamika sosial berubah dalam hitungan bulan. Sikap confidence humility membuat kita tetap lincah beradaptasi dan terus belajar.
Kolaborasi Lebih Penting dari DominasiÂ
Dalam organisasi modern, keberhasilan ditentukan oleh kemampuan tim untuk bekerja sama, bukan dominasi satu orang. Mereka yang bisa percaya pada kemampuan diri namun tetap mendengarkan orang lain, adalah pemimpin yang disegani sekaligus rekan kerja yang menyenangkan.