Mohon tunggu...
Nahar Frakasiwi
Nahar Frakasiwi Mohon Tunggu... Lainnya - absorb the feeling, i learn to fly

Hanya pemuda yang mencari hiburan terkait karya sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Prosais | Monolog Sarkatis dari Kakek Cap Orang Tua

14 Februari 2022   12:10 Diperbarui: 14 Februari 2022   12:24 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theconversation.com

Rumah makan geratis menjadikan kota kecil primadonanya negara. Upah dari dua puluh empat jam sirkuit amal jariah yang berputar tak berjeda, menyerta suasana ramai ayun senyum sumringai tak dihentikan para pengunjung di sana.

Hormat termulia kepada senyum pramusaji bak bidadara bidadari. Sanjung kecup tak henti dari sesisi semesta kepada pemilik niat-niat yang indah, Masyaallah ...


Sisi lain sosok lakon tema puisi ini berada di sudut sepi. Lembab terhias dibalik jendela yang baru tersingkap. Intip kakek tua begitu tertarik, tertegun pada peristiwa yang menarik matanya ke alam yang dianggapanya liar. 

Senior di usia rehat, masih teringat pengalaman yang membekas di antara luka-luka yang tak pernah pulih dan tak pernah bisa pudar


Sudut pandang berbeda dari sang kakek. Degum irama rutinitas kakek teguk arak melirik nuansa depan rumah ranum namun dipandang benci. Terbesit seketika ingatan pribadi berkumandang, mengucur sakit menyengat hati di tubuh yang renta

Meratapi tema nuansa hangat yang telah hilang tak kunjung habis, tak pernah pudar, tak henti rasa perih mengetuk sapa usang diari lamanya. Kemilau dunia semakin hambar. Megah cinta yang terhampar semakin terasa dikit. Hitamnya sebatang kara membuatnya harus meniup klausa sederhana, menerbangkan pesan-pesan kecil perasaan teruntuk masa depan yang disemogakan masih ada;

hospital ! 

lupa arah

  menggoda 

Gontai tubuh berdiri datangi tikar tipis di atas ubin-ubin dingin, seharian terhujani rasa sesak menambahkan uban-uban di kesendirian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun