Mohon tunggu...
Nahar Frakasiwi
Nahar Frakasiwi Mohon Tunggu... Lainnya - absorb the feeling, i learn to fly

Hanya pemuda yang mencari hiburan terkait karya sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Antara Aku Kau dan para Kekasihmu

1 September 2021   12:10 Diperbarui: 1 September 2021   13:08 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menyadari
Aku dan kamu, saat ini memang berdiri di tempat yang tak sama
Kita sangatlah berjarak oleh ribuan hari
Semakin terpisah saja setelah melewati jutaan menit
Bertambah jauh menjumpai milliyaran detik-detik

Sebelum mataku bisa mengenal banyak warna
Ketiadaan dirimu memang lebih jauh dari zamanku
Bahkan jauh sebelum rahim ibuku tercipta
Dirimu kini hanya sejarah dan sebuah nama
Darimu yang kini bersamaku
Hanya tersisa,sajak-sajak yang padanya  tak punya sebuah tanggal dan rima

Sejauh ini ...
Aku hanya menyimak mereka yang kauanggap kekasih
Mereka memang rajin mengutip kata cinta
Dengan gaya penyampaiannya yang begitu indah, berdiri dan santun berbicara
Piawai mengolah syair-syair dengan mata penuh binar
Seraya memperjelas suara dengan penuh gembira

Seolah-olah ...
Mereka siap menunjukan jawaban, dari semua pertanyaan di setiap peradaban
Termasuk menjawab rindu yang paling sempurna miliknya untukmu yang kemudian diutarakan dengan rasa paling dalam dari hatinya

Ungkapannya menyentuh jiwa
Senyumnya yang dengan mimik dan gestur penuh cinta lagi utuh
Membangkitkan termasing-masing rohani
Mereka mencintai kamu begitu dalam, bahkan lebih dari keluarganya
Pesan cinta darimu memanglah pesan yang berlaku sepanjang zaman
Sementara aku di sini masih saja memperhatikan
Aku masih takut untuk turun, dan berperan

Aku masih bersama keambiguan
Bersama kebingungan
Ketidak pahaman
Aku masih dengan bisik-bisik yang selalu menuntun jemari untuk terus menulis
Lalu membiarkannya berada pada beranda sajak
Yang selalu hiperbola dan tidak berguna

Debu-debu yang kembali datang kemari pun jenuh singgah di tulisan kosong ini
Aku sadar, aku hanya melakukan kesia-siaan
Mewarnai aksara puisi-puisiku yang tak pernah indah

Created by : Nahar
Tangerang, 1 September 2020
_________________________________

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun