Mohon tunggu...
Nahar Frakasiwi
Nahar Frakasiwi Mohon Tunggu... Lainnya - absorb the feeling, i learn to fly

Hanya pemuda yang mencari hiburan terkait karya sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Masa Depan Idaman?

28 Juni 2021   12:17 Diperbarui: 28 Juni 2021   18:36 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ketika terasa siksa yang belum semua tumpah
Ketika naungan cucuran duka ada sebelum waktunya
Ketika detak yang hampir lemah perlahan terasa mati tak bertenaga
Ketika kata pasrah tak terbentuk di langit-langit kepala
Entah bagaimana rasanya, hidup dengan anatomi yang tengah menuju garis usai usia

Lidah yang bergerak tak lagi melahirkan nada
Neuron tak lagi heboh saling menghantar sabda qalbu yang bersuara
Satu ucap alinea pun tidak lagi terbaca untuk bisa diminta
Realita benar-benar terjadi selanjutnya terlihat terlalu terang
Terlalu suram nan merah, siksa di sana tengah bergejolak nan menyala

Kuingat, jejeran bunga yang teramat indah di pekarangan rumah
Aku melewatinya, seraya bernafas penuh bahagia di sana
Pesonanya penuh warna, kerap membuat aku lupa cita-cita
Entah, apa tema yang dibuatkan hingga hati terpandang lupa
Entahlah, mungkin selalu besar rasaku mencintainya, terlebih ketika kusinggahi mereka di bawah matahari kita

Siapa sangka pada menit dua puluh satu engkau menoleh
Sinisnya tajam memandangi aku yang riang
Siapa sangka malaikat berdoa menyudahi tawa
Sebab lelah, memperhatikan banyaknya rahmat kubuang sia-sia

Kelak aku akan sendiri berbaring di sebuah lubang
Bukan lagi rebah di bawah kipas angin di tengah siang
Entah, adakah keluarga, sahabat dan kekasihku datang 

Seperti saat kuserukan namanya dari pekarangan
Entah siapa yang membalas sahutku di gelapnya kubur nanti?  
Sementara amal yang kubuat di waktu itu tidak terlalu manis 

Semoga juga tidak terlalu pahit

Created By :  Nahar
Tanggerang, 28 Juni 2021
_________________________________

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun