Tentang sebuah rencana
Melintang di kepala kukira sudah waktunya matang
Bismillah, semoga semuanya berjalan lurus tak salah arah
Sesampainya lancar kita temukan momentum terang di sana
Walau kata demi kata yang hanya tertata, sepertinya bisa dengan aksara kita saling berkata jumpa
Kutuliskan cukup sederhana, ternyata malah menuai rindu
Padahal dengan pena tak semakin kita jauh, namun dahaga akan temu jadi pemicu saban harinya
Melihat ke luar lewat jendela, ucap dan kata-kata yang biasa saja mata atas apa yang tebenak
Alhamdulillah
Di penghujung sabar, akhirnya senyummu terlihat kini semakin cerah
Terkadang saat malam tiba, kuingat sepasang binar matamu yang indah
Kudapati banyak celah di sana, datang sebegitu mudah saban dilema peraduan waktu dan cuaca
Namun, tetap tak lupa kupilih berhati-hati merasuki sukma
Menyelipkan sederet klausa pada corak nebula di matanya
Berharap bisa menebas satu persatu luka yang telah lama di sana
Merapihkan patahan remuk yang tergilas jutaan harapan di perasaannya
Kini, dan nantinya, aku ingin bisa semakin pandai dan mengerti
Dari apa yang kudapat darinya; pelajaran, bahwasanya kehidupan, bahkan perasaan, kelak akan kembali ke asal; kepada Maha Kuasa
Secara naluri pun tentang keinginan, juga angan-angan, akan kembali kepada awalnya
Karena kedepan, hati kecil kelak akan berharap kepada berkah dan lillah saja
Apapun namanya latar pada keadaan dan tempatnya
Oh, iya, Â jangan lupakan angan sederhana yang tertanam, yang sekarang menanti tumbuh untuk matang
Cukuplah nanti kita yang menjemput dan memikirkan
Meski harinya tengah bersama lebat parade suara gemuruh awan
Atau dengan rinainya hujan bersama sejuk dan basahnya
Kita memang masih harus berjalan
Semoga jalan dan arahnya pun benar akan sampai kepada gubuk pelaminan yang meski sederhana
Hingga nantinya, kamu sudah tak lagi harus menahan senyummu
Juga tak lagi kepalamu berkata, aku selalu menggoda perasaanmu ke sekian kali hingga membuatmu lelah menahan senyum
Ingatkan aku juga untuk beli dua buah sajadah
Iya, mengisi gubuk sederhana kita yang berkah
Tempat senafas dan hidup bersama-sama
Tempat melanjutkan panjang narasi kita
Hingga tiba akhirnya kita akan sadar dengan sendirinya, bahwa ternyata.. kita bisa jatuh cinta setelah menikah.
Created By: Â Nahar
Tanggerang, 24 Februari