Mohon tunggu...
nafila fatwa
nafila fatwa Mohon Tunggu... -

nafila fatwa mahasiswa UNUSA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pihak Ketiga

3 Desember 2017   12:10 Diperbarui: 3 Desember 2017   12:49 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi hari mengajarkan ku cara berpikir yang jernih dan licik. Aku melihat banyak noda di pagi hariku, di mulai dari tempat yang aku kunjungi setiap pagi yaitu kelas tercinta. Bukan soal kelas yang indah tapi kejadian yang membuatku tak menyukai pagiku. noda pertama ialah ketika langkah kaki mulai melangkah memasuki ruang kelas ku, orang yang sering di sebut pahlawan tanpa jasa, siapa dia? 

Yah semua orang mengetahuinya pasti  itu adalah guru, tapi jasanya kali ini adalah membuat ku merasa menajdi orang ketiga. Jujur saja aku tak pernah menyukai model guru yang seperti ini. ada puluhan makhluk hidup didalamnya tapi tatapan seorang guru selalu saja hanya tertuju pada dua mata yaitu tempat kelas ku yang pintar. hatiku selalu mengujarkan kebencian ketika guru ku hanya fokus hanya pada satu mata ingin ku berteriak dan mengatakan woy aku disini dan mengulangnya 100 kali ,serasa aku hanya sebagai pemeran pembantu di dalamnya dan itu sungguh menjengkelkan.

Aku dan pikiran kotorku mulai mencari cara untuk merebut perhatiannya. Aku mulai ingat bagaimana kekuatan kekuatan mata konon katanya ketika mata kita memandangi mata orang lain maka akan ada sebuah magnet yang akan mengajaknya untuk bertatapan. Aku mulai melakukan nya tanpa berkedip selama 5 menit dan kau tau apa yang terjadi mantra ku berhasil guru itu melihatku.

Tapi sedihnya bukan hanya guru itu mendengar rintihan mataku yang berbicara, hanya saja teman yang duduk di sebelah ku berteriak dan berkata pak ''mawar keserupan teriak nya dari tadi dia tak berkedip dan dia mulai menangis'' lapornya. oh my god kejadian itu menghancurkan reportasi ku sebagai wanita cantik. bukan hanya guru itu yang melihat tapi semua mata menyaksikan keanehanku pagi hari ini dan  kejaidan ini akan menjadi noda yang sulit sekali  untuk dihilangkan, meskipun menggunakan rinso sekalipun.  Aku hanya ingin menghilang pada saat itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun