Mohon tunggu...
M.Choirun Nafik
M.Choirun Nafik Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiwa Tanpa Dosa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aku bukanlah orang hebat, Tapi ku mau belajar dari orang-orang yang HEBAT. Aku adalah orang biasa, Tapi aku ingin menjadi orang yang LUAR BIASA., Dan aku bukanlah orang yang istimewa, Tapi aku ingin membuat seseorang menjadi ISTIMEWA.,.,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Akal dan Wahyu

15 Oktober 2020   17:49 Diperbarui: 31 Mei 2021   08:52 1857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akal dan Wahyu (Sumber: instructables.com)

Sebagai dikatakan al-Mas'udi, ia adalah, Syikh al-Mu'tazilah wa qadilmuha, yaitu kepala dan Mu'tazilah yang tertua. Ia lahir tahun 81 H di Madinah dan meninggal tahun 131 H. Di sana ia belajar pada Hasyim 'Abdullah Ibn Muhammad Ibn al- Hanafiah, kemudian pindah ke Basrah dan belajar pada Hasan al-Basri. Untuk mengetahui asal-usul nama Mu'tazilah itu dengan sebenarnya memang sulit.

Berbagai pendapat dimajukan ahli-ahli, tetapi belum ada kata sepakat antara mereka. Yang jelas ialah bahwa nama Mu'tazilah sebagai designatie bagi aliran teologi rasional dan liberal dalam Islam timbul sesudah peristiwa Basrah telah pula terdapat kata-kata i'tazala, al-mu'tazila. Tetapi apa hubungan yang terdapat antara Mu'tazilah pertama dan Mu'tazilah yang kedua, fakta-fakta yang ada belum dapat memberikan kepastian.

Selanjutnya siapa sebenarnya yang memberikan nama Mu'tazilah kepada Wasil dan pengikut- pengikutnya tidak pula jelas. Tetap yang jelas aliran Mu'tazilah adalah aliran rasional dalam Islam yang dalam penyelesaian masalah banyak menggunakan akal. Yang sangat berbeda dengan aliran Asy'ariyah.

Aliaran Asy'ariyah yang dibangun pertama kali oleh Abu Hasan 'Ali Ibn Ismail al- Asy'ari (260-324 H). Ia adalah seorang pemikir yang muncul pada mas Islam mencapai puncak kemajuan pemikiran. Dia termasuk mutakallim terbesar yang pernah dimiliki dunia Islam. Kebesaran tokoh ini terbukti dari mayorias uma Islam di dunia, termasuk di Indonesia dan Malaysia, adalah penaganut paham Asy'ariyah, terutama yang bermazhab Syafi'i.

Asy'ari mulanya adalah seorang toAliaran Asy'ariyah yang dibangun pertama kali oleh Abu Hasan 'Ali Ibn Ismail al- Asy'ari (260-324 H). Ia adalah seorang pemikir yang muncul pada mas Islam mencapai puncak kemajuan pemikiran. Dia termasuk mutakallim terbesar yang pernah dimiliki dunia Islam. Kebesaran tokoh ini terbukti dari mayorias uma Islam di dunia, termasuk di Indonesia dan Malaysia, adalah penaganut paham Asy'ariyah, terutama yang bermazhab Syafi'i.

Asy'ari mulanya adalah seorang tokoh penting di kalangan Muktazilah.koh penting di kalangan Muktazilah. Ia memperoleh latihan ntelektual di bawah gemblengan seorang tokoh Mu'tazilah di zamanya, yaitu Abu Ali al-Jubbai. Bahakan prestasinya sebagai kader Mu'tazilah telah teruji antara lain dengan kepercayaan yang dilimpahkan oleh al-Jubbai kepdanya untuk mewakili snag guru beradu argumen dengan lawan-lawan debatnya.

Sebutan "al-Asy'ari", dinisbatkan kepada salah seorang sahabat nabi, yaitu Abu Musa al-Asy'ari. Nama dan nashab yang lengkap dari pendiri aliran ini ialah: Abu Hasan 'Ali ibn Ismail ibn Abi Bishr Ishaq ibn Salim ibn Isma'il ibn AB\bdillah bin Musa ibn Bilal ibn Abi Burdah 'Amir ibn Abu Musa al-Asy'ari. Beliau lahir di Basrah pada tahun 260 H/873 M. Dan wafat di Baghdad pada tahun 324 H/935 M. Aliran ini muncul setelah Abu Hasan al-Asy'ari medeklarasikan dirinya keluar dari Muktazilah sebagai aliran yang pernah dianutnya hingga usia 40 tahun. Beliau meninggalkan Mutazilah karena dia tidak mendapatkan sesuatu yang bisa menentramkan jiwa dan pikiranya tersebut, bahkan dalam penilaian Asy'ari, aliran Mu'tazilah telah terlampau jauh dalam memberikan batas kewenangan bagi akal sehingga agam tidak lebih dari sekedar isu-isu falsafah dan argumen logika, teks-teks l-Qur'an dan Hadist tidak lagi menjadi acuan dan pedoman tetapi justru sebaliknya agama hanyalah menjadi perbudakan akal.

Setelah melihat latar belakang sejarah dan sedikit corak pemikiran dari tokoh kedua aliran tersebut ternyata ada banyak perbedaan penafsiran yang terjadi antara Mu'tazilah dan Asy'ariyah dalam memberikan pandangan tentang akal dan wahyu. Mu'tazilah memberikan kedudukan tinggi terhadap akal, tidak terhadap wahyu.

Berbeda dari Mu'tazilah, Asy'ariyah memberikan kedudukan tinggi terhadap wahyu, tidak terhadap akal. Dalam pengertian Mu'tazilah, akal merupakan sumber pengetahuan, di mana setiap manusia meanaruh keraguan terhadap apa saja. Dalam keraguan pengalaman panca indera merupakan pengetahuan paling rendah dan sumber pengetahuan paling tinggi nialai akal. Hal ini menunjukan bahwa akal merupakan media informasi bagi manusia untuk memperoleh pengetahuan. Sedangkan wahyu bagi Mu'tazilah adalah sumber pengetahuan yang berasal dari agama. Sehingga pengetahuan tersebut bagi Mu'tazilah adalah sebagai konfirmasi dari pengetahuan yang berasal dari akal.

Berbeda dari Mu'tazilah, Asy'ariyah menjelaskan pengertian wahyu seabagai lebih tinggi daripada akal. Wahyu disini adalah al-Qur'an dan penjelasan nabi yang terkenal dengan sebutan Hadist. Sehingga wahyu merupakan sumber pertama dari pengetahuan. sedangkan akal merupakan pikiran yang diperuntukan memahami dan bukan sumber dari pengetahuan.

Mu'tazilah memberikan kedudukan tinggi terhadap akal, maka gagasandasarnya sangat bercorak rasional. Disebut rasional karena setiap mmemahami ayat-ayat al-Qur'an, mereka selalu berpikir secara rasional, dan berusaha mencari kesamaan arti teks yang terdapat dalam al-Qur'an dengan pendapat akal. Dalam setiap penafsiran ayat-ayat al- Qur;an, Mu'tazilah selalu menggunakan penafsiran secara Majazi atau metaforis, dan tidak menggunakan penafsiran secara harfiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun