Mohon tunggu...
Siti Nafiatul Ummah
Siti Nafiatul Ummah Mohon Tunggu... Freelancer - Advertising Student

communication'16 UIN SUKA FISHUM

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sudah Siap Mengelola Mental di Era Revolusi Digital? Yuk Cari Tau

14 November 2019   11:42 Diperbarui: 14 November 2019   11:47 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Manusia yang hidup di era industri 4.0 memiliki kedekatan dengan perangkat digital. Bahkan dalam Jurnal Fidei menyatakan bahwa perangkat digital telah embodiment pada individu di era ini. Digitalisasi telah masuk dalam siklus hidup manusia dari bangun tidur hingga menjelang tidur. Kehadirannya seakan menambah bumbu kehidupan.

Segala emosi yang kita alami bisa dituangkan dalam berbagai produk digital. Kedekatan secara emosional membuat beberapa individu larut dalam genggaman digital. Kita kerap mengaggap kecanggihannya merupakan tujuan atas apa yang sedang kita kerjakan. Perangkat digital dianggap sebagai solusi atas masalah yang sedang kita hadapi.

Coba kita ingat-ingat saat makan di restoran favorit,rasanya belum afdal kalau belum memfoto masakan dan mempostingnya di story akun  media sosial kita. Hal serupa juga kita lakukan saat  menunggu sesuatu,melihat status Whatsapp di jadikan pilihan jitu untuk mengisi waktu.

Segudang manfaat perangkat digital semakin meningkatkan produktivitas masyarakat. Perangkat tersebut bagaikan keluarga sendiri karena jangkauannya yang amat dekat dengan kita. Bahkan bisa jadi kita menghabiskan banyak waktu bersama teknologi ketimbang dunia nyata. Dimata sebagian orang, produk digital memiliki manfaat yang luar biasa sehingga sulit dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari,contohnya smartphone.

Tampilannya yang ringan dan fleksibel membuat smartphone di elu-elukan banyak orang. Yang kedua ialah kehadiran internet. Berdasarkan riset dari Polling Indonesia yang bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), dari total populasi sebanyak 264 juta jiwa penduduk Indonesia, ada sebanyak 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8 persen yang telah menggunakan internet.

Kehadiran internet memudahkan akses kita untuk mengetahui berbagai hal dengan cepat. Produk digital yang tidak kalah hype yaitu media sosial. Media sosial dianggap mempersatukan jalinan komunikasi dan informasi antar manusia.

Tidak heran apabila produk industri 4.0 tersebut telah masuk dalam daftar kebutuhan primer masyarakat saat ini. Alih-alih manfaat,Hadirnya perangkat digital pun memiliki dampak negatif salah satunya ketergantungan. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Pew Research Center, 92 persen orang dewasa di Amerika Serikat memiliki ponsel dan 90 persen di antaranya tidak pernah berada jauh dari ponsel mereka, sementara sepertiga dari angka tersebut, tidak pernah mematikan ponselnya.

Tingkat ketergantungan yang tinggi mampu mengganggu psikis seseorang. Apabila kita merasa panik dan cemas saat berada jauh dari jangkauan gadget bisa menjadi indikasi kita mengalami ketergantungan dengan smartphone maupun perangkat digital lainnya. Pada tingkat yang lebih parah, seseorang akan merasa depresi apabila keinginannya tak kunjung terpenuhi.

Hal tersebut bisa menjadi tanda-tanda gangguan mental pada individu. Tidak bisa dipungkiri, teknologi memberikan segudang manfaat bagi manusia selama digunakan secara bijak. Namun akan bermetamorfosa menjadi malapetaka apabila ketergantungan terhadap gadget menimbulkan dampak negatif bagi diri sendiri maupun orang lain.. Berikut ini gangguan mental yang bisa terjadi pada pada masyarakat industri 4.0:

1. Ringxeity

Merupakan gangguan mental dimana kamu merasakan getaran notifikasi dari gadget. Seketika kamu berusaha untuk meraih gadget  namun getaran itu hanya perasaan mu saja. Gangguan ini dialami oleh sebagian besar pengguna gadget di dunia. Seema Hingorrany, seorang ahli psikologi klinis dan trauma mengatakan gangguan ini terjadi ketika otak sudah penuh dengan informasi sehingga menjadi terlampau aktif. Jadi ketika seseorang sedang berharap mendapatkan pesan dan panggilan,ptak salah menerjemahkan sinyal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun