Pencegahan dan Penanggulangan Stunting di Masa Pandemi Berbasis Keluarga di Kelurahan Purwoharjo Kecamatan Comal
Oleh : Nafia’h Salsabila
NPM : 0619014652
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau yang biasa kita sebut WHO, stunting adalah kondisi gangguan yang terjadi pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai.Â
Apabila seorang anak memiliki tinggi badan lebih dari -2 standar deviasi median pertumbuhan anak yang telah ditetapkan oleh WHO, maka ia dikatakan mengalami stunting.
Masalah stunting di Indonesia kemudian ancaman serius yang memerlukan penanganan yang tepat.Â
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019, prevelensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%. Artinya, sekitar satu dari empat anak balita (lebih dari delapan juta anak) di Indonesia mengalami stunting. Angka tersebut masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu 20%.
Dalam upaya penanganan stunting di Indonesia, pemerintah sendiri sudah menargetkan Program Penurunan Stunting menjadi 14% pada tahun 2024 mendatang.Â
Memenuhi target tersebut merupakan sebuah tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia di tengah pandemi ini.Â
Terlebih lagi, aktivitas di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) kurang maksimal saat ini karena pertemuan dan kerumunan dibatasi. Padahal, Posyandu adalah tonggak utama pemantau tumbuh kembang balita pada lingkup wilayah yang lebih dekat dan kecil.
Selain itu, kondisi pandemi juga memperngaruhi bagaimana perekonomian Indonesia saat ini. Penurunan pendapatan dan meningkatnya jumlah pengangguran tak dipungkiri bisa menjadi penyebab meningkatnya stunting karena kondisi ekonomi keluarga memiliki pengaruh yang besar terhadap pemberian gizi untuk anak. Gizi yang tak terpenuhi ini yang kemudian menjadi potensi terjadinya stunting.
Di Indonesia sendiri, akses terhadap makanan bergizi seimbang belum merata. Padahal faktor utama terjadinya stunting adalah kurangnya asupan gizi anak pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).Â
Pertumbuhan otak dan tubuh berkembang pesat pada 1000 HPK yang dimulai sejak janin hingga anak berumur dua tahun. Pemenuhan gizi pada tahap tersebut sangat penting agar tumbuh kembang anak dapat optimal.