Mohon tunggu...
Nafia Wafiqni
Nafia Wafiqni Mohon Tunggu... Lainnya - Menyimak

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ibuku, Duta Multikultural

17 Desember 2022   10:02 Diperbarui: 17 Desember 2022   10:28 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masa di saat saya masih menggunakan seragam merah putih adalah satu dari sekian masa yang paling mengesankan. Masa di mana kami mulai memahami pesan yang ibu tuturkan melalui kisah dan lagu. Terngiang lirih suara ibu bernyanyi mengantarkan malam kami dengan syair dan lagu warisan budaya dari daerah kami dilahirkan. Di setiap malam, jemari ibu yang lembut membelai dan menepuk-nepuk tipis bahu kami. Lagu pengantar tidur yang selalu dilantunkan ialah "Bebek Adus Kali" syairnya yang mudah diingat dan lirik lagu yang enak membuat kami anak-anaknya selalu senang diperdengarkan meski diulang berkali-kali.

Bebek adus kali, nututi sabun wangi. Ibu mundut roti, adike diparingi. Bebek adus blumbang, nututi sabun abang. Ibu mundut gedang, adike sing di sayang. Kemudian ibu berkisah bahwa lagu tersebut memiliki pesan agar kita selalu menyayangi dan berbagi terutama kepada adik yakni saudara yang usianya lebih muda. Maklum, sebagai anak pertama di keluarga maka saya termasuk yang sering menjadi target ibu untuk menerima petuah dan nasehat. 

Lagu berikut pun menjadi favorit kami; "Gundul-gundul pacul cul, gemblelengan. Nyunggi-nyunggi wakul kul, gemblelengan. Wakul glimpang segane dadi sak ratan. Wakul glimpang segane dadi sak ratan". Dari lagu ini ibu berpesan bahwa kami tidak boleh menjadi anak yang sombong bahwa setiap perbuatan yang dilakukan kepada orang lain akan berdampak pada diri kami sendiri. Tak luput sebelum kami benar-benar terlelap, ibu menuntun membaca doa sebelum tidur.

Pusat Pendidikan yang pertama dan utama ialah lingkungan keluarga. Pendidikan orang tua kepada anak menjadi modal utama agar seorang anak dapat berkembang dengan baik. Oleh karena itu, pentingnya pengetahuan dan kesadaran orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai kepada anak, menjadi dasar keberhasilan pendidikan di rumah (Yusinta, 2016). 

Salah satu yang penting untuk ditanamkan kepada anak adalah penanaman nilai-nilai multikultural karena Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman suku, budaya, bahasa dan agama. 

Wihardit (2010) menyatakan bahwa multikulturalisme merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya, sebagai potensi yang harus dikembangkan dan dibina. Sebaliknya apabila keberagaman ini tidak dimanfaatkan, dan dibina secara benar akan berkembang menjadi sesuatu yang menakutkan. Lasijan (2014) dalam Susianti (2020) menyebutkan bahwa keragaman ini diakui atau tidak akan dapat menimbulkan berbagai persoalan, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, kemiskinan, kekerasan, perusakan lingkungan, separatisme, dan hilangnya rasa kemanusiaan untuk menghormati hak-hak orang lain, adalah merupakan bentuk nyata sebagai bagian dari multikulturalisme tersebut.

Betapa berbangga diri ini memiliki ibu yang menjadi "duta multikultural" bagi anak-anaknya sendiri, dengan pembiasaan yang sederhana namun berkontribusi nyata. Bila satu ibu mampu memberikan kesempatan serupa kepada anak-anaknya dan diikuti oleh yang lainnya, niscaya etika dan budaya luhur suatu bangsa tidak akan hilang bahkan terus berkembang menjadi identitas bagi generasi berikutnya. Kolaborasi positif antara ibu, ayah dan seluruh anggota keluarga dalam mendidik akan melahirkan putra putri yang memiliki sikap toleransi yang tinggi, menghargai persamaan dalam keragaman, cinta damai, dan cinta tanah air. Semangat menjadikan anak-anak bangsa berbudi luhur dan berwawasan global di mulai dari rumah dan dioptimalkan dengan pendidikan di sekolah dan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun