Mohon tunggu...
Nafrina
Nafrina Mohon Tunggu... Pelajar -

Maklumin aja masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Romansa Senja di Bus Kota

28 November 2018   03:31 Diperbarui: 28 November 2018   16:57 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kirana, bangun ini hadiah yang aku janjiin ke kamu."

Kirana memandang keluar jendela ternyata hadiah itu adalah sebuah pemandangan langit senja di tengah kota dalam kemacetan yang cahayanya semburat jingga kemerah - merahan menyinari gedung - gedung yang sebagian sinarnya melewati sela antar gedung hingga menembus masuk ke dalam busway.

"John sungguh ini indah sekali, aku belum pernah lihat langit jingga sore sebagus ini apalagi di tengah kota," ucap Kirana dengan kagum

Kirana tertegun terpesona memandangi langit yang begitu indah ia tidak mau melewatkan senja yang hanya berlangsung selama 30 menit itu. Senja pun sudah mulai memudar berganti dengan malam gelap, Kirana memandang masyarakat  berwajah lelah yang ikhlas menghadapi kerasnya Jakarta di dalam busway. Kebahagiaan pun terlihat di wajah Kirana, ia pun menengok ke arah Masjohn sambil tersenyum dengan mengucapkan terima kasih.

Langit senja sudah berganti malam yang gelap, lampu - lampu kota dan lampu belakang kendaraan yang berwarna merah jahanam itu pun menerangi kota.

"Macet ya John, kira - kira berapa lama?" Kirana mengeluh selepas senja.

"Ya gini Kir kalo orang Jakarta yang punya banyak uang mengedepankan gengsinya, setiap orang bawa mobilnya sendiri masing - masing padahal mereka ngeluh di dalam mobil Jakarta Macet!"

"Satu setengah jam kurang lebih."

Berbincang - bincang mengenai mata kuliah sinematografi, tiba - tiba hujan turun cukup deras, jendela - jendela busway berembun sejuk sekali di dalam membuat mata menjadi ngantuk. Kirana pun tertidur dengan kepala yang menyeder di bahu Masjohn dia pun sedikit teganggu, tapi dia tidak tega membangunkannya. Rambutnya begitu harum beraroma anggur, halus dan berkilau mungkin aroma rambut itu akan selalu diingat oleh Masjohn.

Sudah hampir jam delapan malam bis kota baru saja sampai tujuan karena macet tadi, dari halte Masjohn menemani Kirana sampai rumahnya di perjalanan ke rumahnya mereka berbincang tentang kuliah Kirana pun berterima kasih pada Masjohn atas pemberiannya dan meminta maaf tertidur di bahunya.

Sampai rumah Kirana, Masjohn langsung pamit pulang dia lelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun