Mohon tunggu...
Ainnafa Idatun
Ainnafa Idatun Mohon Tunggu... Model - Pelajar

Mahasiswa Uin Malang Jurusan Psikologi Angkatan 2017 Semester 5

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengatasi Perilaku Agresif Pelaku Bullying melalui Pendekatan Gestalt Kursi Kosong

6 Desember 2019   20:14 Diperbarui: 6 Desember 2019   20:30 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kasus bullying marak terjadi, tidak hanya di masyarakat namun kasus ini terjadi di dunia pendidikan yang dapat berdampak secara fisik, psikis, dan sosial terhadap korban. Selain menurunnya prestasi belajar, bullying juga mengakibatkan dampak fisik, seperti kehilangan selera makan dan migrain.

Korban juga rentan menjadi pencemas hingga mengalami depresi dan menarik diri dari pergaulan. Dalam tingkatan yang lebih ekstrem, korban bahkan ada yang sampai membunuh.

Tindak kekerasan sering ditemui di sekolah, di kampus maupun di luat lingkungan sekitar. Kekerasan tersebut bisa berupa kekerasan fisik dan non fisik. Fenomena kekerasan yang terjadi di lingkungan sekitar, yang dilakukan oleh teman sebaya di Indonesia semakin lama semakin banyak bermunculan.

Peristiwa-peristiwa kekerasan baik dalam bentuk fisik maupun non fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung semacam ini yang sering disebut dengan bullying. Menurut Priyatna (2010) bullying itu:

1.Tindakan yang disengaja oleh si pelaku pada korbannya, bukan sebuah kelalaian. Memang betul -- betul disengaja.

2.Tindakan itu terjadi berulang-ulang, bullying tidak pernah dilakukan secara acak atau cuma sekali saja.

3.Didasarai perbedaan power yang mencolok.

Jadi, perkelahian diantara anak yang lebih kurang seimbang dari segi ukuran fisik maupun usia bukan merupakan kasus bullying. Dalam bullying si pelaku benar-benar berada diatas angin korbannya.

Seperti kasus bulliying yang baru-baru ini terjadi di banyak lingkungan anak sekolah menengah pertama maupun atas. Dari fenomena tersebut, dapat diambil secara garus besar bahwa peristiwa bullying yang dilakukan oleh siswa sering kali luput dari pengamatan guru maupun pihak sekolah.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman, aman, tenang dan terbebas dari berbagai macam gangguan baik dari dalam maupun dari luar sekolah dan sekolah yang seharusnya memberikan fasilitas yang cukup bagi siswa, sehingga siswa pun dapat mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.

Namun, dengan adanya peristiwa bullying semacam ini membuat sebagian siswa merasa bahwa sekolah sudah menjadi tempat yang tidak aman lagi sehingga mereka pun enggan pergi ke sekolah. Oleh karena itu peristiwa bullying menjadi persoalan penting di sekolah sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun