Mohon tunggu...
Mohd. Nadzrizal Habib
Mohd. Nadzrizal Habib Mohon Tunggu... Mahasiswa - College Student

Hardworking college student with a motivated attitude, have a variety of powerful skills, and have an interest in Communication Science, UI/UX Design, and Digital Marketing

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menjadi Produktif Bukan Berarti Menyiksa Diri

13 Januari 2023   01:04 Diperbarui: 13 Januari 2023   01:05 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Manusia memiliki kesempatan dalam menjalani harinya selama 24 jam sama rata. Di tengah perputaran dunia yang serba cepat, kendali akan rutinitas sudah sepantasnya menjadi prioritas setiap individu. 

Berbicara tentang rutinitas, terkhusus sebagai seorang mahasiswa tentu banyak hal yang perlu diselesaikan dengan segera, seperti tugas kuliah, organisasi, dan kewajiban sebagai seorang anak. Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah apakah rutinitas kita itu sudah termasuk kategori produktif atau termasuk kategori sibuk? 

Karena banyak yang beranggapan bahwa, antara produktif dan sibuk itu adalah satu kesatuan yang sama, namun nyatanya menjadi sibuk tidak sama dengan menjadi produktif.

Produktivitas adalah keseimbangan dalam menentukan sebuah tujuan atau prioritas dari sekian pekerjaan yang perlu diselesaikan. Lain halnya dengan sibuk di mana orang yang sibuk cenderung selalu memperhatikan atas apa yang dikerjakan. Inilah mengapa antara produktif dan sibuk itu berbeda, selain dilihat dari tujuan, perbedaan mendasar lainnya terletak dari efektivitas, efisiensi dan kualitas yang dihasilkan. Maka tidak heran orang yang produktif dalam mengerjakan targetannya selalu menggunakan cara yang efisien sehingga berdampak pada kualitas atau hasil perkerjaannya.

Perbedaan di atas tentunya akan memengaruhi bagaimana cara seseorang bersikap yang tentunya berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang. Menjadi produktif bukan berarti menyiksa diri sendiri, karena ketika tujuan yang diinginkan sudah mampu diselesaikan, maka hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah kembali meng-set skala prioritas apa lagi yang perlu diselesaikan selanjutnya. Dengan demikian kita akan lebih mudah mengenali values yang terkandung dalam diri kita, lebih menghargai apa yang sedang dikerjakan sehingga ini akan menjadi pemicu sekaligus pemacu dalam menjalankan produktivitas kita.

Selain itu, orientasi dalam mengerjakan sesuatu pun akan terfokus pada kualitas yang akan diberikan bukan kepada kuantitas yang dapat dikerjakan, selaras dengan hasil riset yang dituangkan menjadi sebuah gagasan oleh Mark Manson tentang "Curve Productivity", di mana Manson berpendapat 

"after performing a certain amount of work, you're better off not working. That's because we all hit a point at which the more work we produce, the worse it is, which just creates even more work to fix your previous shitty work".

Itulah mengapa menjadi produktif merupakan salah satu bentuk dalam membuat prioritas akan suatu pekerjaan. Bukan seberapa banyak pekerjaan yang dapat dikerjakan, melainkan seberapa besar kualitas pekerjaan yang dapat diberikan.

Kualitas ini tentunya akan sangat mendorong kita lebih fokus dalam menjalani rangkaian rutinitas dan mampu mencapai kondisi yang dinamakan Work-life Balance. Di mana Work-life Balance adalah keadaan seseorang yang mampu mengatur serta membagi tanggung jawab pekerjaan dan kehidupan pribadinya. 

Untuk mencapai Work-life Balance tentunya janganlah menjadikan produktivitas sebagai alat untuk menyiksa diri sendiri. Menjadi produktif tidak harus sampai melupakan kesehatan, menjadi produktif bukan berarti tidak ada waktu untuk istirahat, menjadi produktif tidak harus selalu sempurna, dan menjadi produktif tidak berarti kita tidak boleh bersenang-senang. Menjadi produktif adalah ketika kita paham dan mampu memosisikan prioritas dan tujuan kita, serta menjadikan kualitas sebagai tolak ukur hasil yang harus ada dalam sebuah pekerjaan.

Semua ini semata-mata agar energi dan motivasi kita dalam menjalani rutinitas tetap terjaga, serta sebagai bentuk investasi dalam membangun pribadi yang mampu memberikan dampak positif terhadap kualitas diri kita, karena bisa jadi sekecil apapun usaha kita dalam membangun produktivitas hari ini, itu bisa menjadi salah satu faktor yang mendorong keberhasilan dan kesuksesan kita di kemudian hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun