Mohon tunggu...
Nadyazura Karima
Nadyazura Karima Mohon Tunggu... -

I'm extra-ordinary | kontak saya via twitter @Nadyazura

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berani Menolak Feminisme dan Modernisasi?

23 Oktober 2014   06:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:02 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

kenapa begitu? jengjengjeng...

kalau kamu masih percaya bahwa perempuan itu secara fisik lebih lemah dari laki-laki.. berarti perempuan enggak bisa dong mengambil pekerjaan yang menggunakan otot? tapi karena ada peralihan otot ke otak... maka perempuan bisa memasuki pekerjaan tersebut!

coba lihat tuh pada jam-jam pulang kerja di daerah Sudirman kamu bakal nemuin perempuan-perempuan kantoran kece, dan kalau kamu rajin ngitungin sebenernya presentasi perempuan kantoran meningkat terus dibanding laki-laki.

gimana enggak. pil KB udah ada, obat penghilang rasa sakit ketika menstruasi juga udah ada. perempuan enggak bisa lagi didskriminasi karena keperempuannannya.

Modernisasi melihat bahwa pembagian kerja melalui seks, sekarang udah enggak relevan lagi. perempuan mulai masuk ruang publik, menyerbu lebih tepatnya melalui kendaraan yang bernama Modernisasi tersebut.

akibat dari pembagian peran yang sudah tidak lagi berdasarkan jenis kelamin disini, feminisme melahirkan lagi pemikiran-pemikiran baru dan menyebarkannya. feminisme sudah mulai mengembangkan dirinya. melalui gerakan kebijakan yang adil gender karena perempuan kini menempati ruang publik, perempuan menuntut kesamaan pendidikan dan kebebasan memilih pendidikan.

status perempuan sendiri diperdebatkan karena akibat guncangan dari modernitas itu kalau kata beberapa pemikir dunia sih mengahasilkan degradasi moral, berkurangnya modal sosial, keluarga menjadi tidak terdefinisi. begitu juga perempuan. ternyata setelah terus ditelaah, definisi perempuan mulai diobrak-abik.

ada yang namanya gender: yang berupa sifat-sifat dan jenis kelamin yang faktisitas a.k.a bawaan biologis.

ada yang dilahirkan berjenis kelamin perempuan tapi dia merasa bagian-bagian tubuhnya yang membuat dia dicap perempuan ternyata berbeda. dia tidak bisa menstruasi atau dia tidak bisa melahirkan. kalau gitu apa dia masih bisa disebut perempuan?

kalau kita menuruti rasio seharusnya enggak, tapi feminisme sebagai ilmu yang berdasarkan hasrat dan perasaan akan memberi ruang terhadap perempuan seperti ini dan berbagai kasus lainnya. disinilah pelengkap feminisme terhadap modernitas.

kamu enggak bisa menolak modernitas dan juga feminisme. kamu sudah terlanjur tinggal dan lahir di jaman ini. kamu baca tulisan ini berarti kamu mengaksesnya melalui internet. dunia telah berubah. kamu tidak bisa menyanggahnya dan kamu tidak bisa berpegang teguh pada kepercayaan pembagian peran menurut jenis kelamin karena toh seberapapun kamu menolak dengan keras feminisme kamu akan selalu terkena dampaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun