Mohon tunggu...
Nadyatul Khairiah
Nadyatul Khairiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - STEI SEBI

-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Muhasabah

9 Agustus 2022   14:16 Diperbarui: 9 Agustus 2022   14:38 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Metode untuk mengatasi kekuasaan nafsu ammarah atas hati seorang mukmin adalah dengan selalu mengintropeksi dan menyelisihinya. Iman Ahmad meriwayatkan

"Orang yang berakal itu adalah orang yang mengendalikan nafsunya dan beramal sebagai persiapan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah itu adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya lalu berangan angan kepada Allah (bahwa dia mengampuninya)"

Umar bin Khatab berkata " Hisablah dirimu sebelum dihisab! Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang! Sesungguhnya beinstropeksi bagi kalian pada hari ini lebih ringan daripada hisab dikemudian hari.

Seorrang mukmin adalah tawanan di dunia yang berusaha membebaskan diri (kembali menuju negerinya,akhirat). Dia tidak aman jika belum berjumpa dengan Allah. Sudah menjadi keharusan bagi setiap orang orang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk tidak lupa menginstropeksi nafsu , menyempit ruang geraknya,dan menahan gejolaknya.

Muhasabah (menginstropeksi) itu ada dua macam sebelum dan sesudah beramal.

Muhasabah sebelum beramal yaitu hendaknya seseorang berhenti sejenak , merenung di saat pertama munculnya keinginan untuk melakukan sesuatu.

Muhasabah sesudah beramal itu ada 3:

Intropeksi diri atas berbagai ketaatan yang telah dilalaikan, yang itu adalah hak Allah. Bahwa ia telah melaksanakannya dengan serampangan,tidak semestinya.

Intropeksi diri atas setiap amalan yang lebih baik ditinggalkan dikerjakan.

Intropeksi diri atas perkara yang mubah, atas dasar apa ia melakukannya.

Akhir dari perkara yang dilalaikan, tidak disertai dengan muhasabah, dibiarkan begitu saja, dianggap mudah dan disepelekan adalah kehancuran. Ini adalah keadaan orang orang yang tertipu. Ia pejamkan matanya dari berbagai akibat kejahatannya sambal berharap Allah mengampuninya. Ia tidak pernah peduli kepada muhasabahnya dan akibat kejahatanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun