Salah satu permasalahan yang masih menjadi perhatian bagi masyarakat Surabaya adalah banyaknya masyarakat pinggiran yang tinggal di hunian tidak layak.
Hal ini menjadi pusat perhatian yang lebih untuk kita semua, bahwa masyarakat pinggiran harus mempunyai tempat yang semestinya layak untuk persinggahan
Machfud Arifin - Mujiaman telah melakukan terjun lapangan, melihat pada daerah pinggiran dan memang masih banyak yang harus di perhatikan oleh Pemerintah kota.
Beberapa daerah yang kurang perhatian ini adalah daerah Asemrowo, Tambak Gringsing, Sawahpulo, Sidotopo, Wonokusumo, Sidodadi, Donokerto. Ini sungguh memprihatinkan bagi masyarakat pinggiran.
Selama kurang lebih 10 bulan terjun dan memantau langsung kondisi riil masyarakat pinggiran kota Surabaya sangat memprihatinkan, rumah yang sempit dan pengap, sangat minim udara bersih tidak hanya soal pemandangan tapi juga merambah pada problem kesehatan.
Parahnya lagi banyak di beberapa tempat di Surabaya yang selama ini tidak diperhatikan oleh pemerintah kota Surabaya, banyak rumah yang berdiri di pinggiran sungai, yang sudah tidak berfungsi, dan hanya menjadi tumpukan sampah, hal ini ketika dibiarkan bukan hanya jadi problem lingkungan, tapi juga problem kesehatan.
Selain ditemukan banyak lingkungan yang kumuh, juga tidak ramah anak, sebab sebagian daerah di Surabaya anak - anak tidak mempunya tempat bermain, karena tidak ada lahan atau halaman, tidak sedikit balita yang merangkap diatas rel kereta api, ini potret dan sisi lain Surabaya yang perlu kita perhatikan bersama
Dengan itu Machfud Arifin - Mujiaman akan mengupayakan melalui programnya yakni Kuratif melakukan bedah rumah tidak layak huni sebanyak 2.000 Unit Per tahun, selain itu, program Kuratif akan mengupayakan kawasan yang ramah pada anak, sehingga di Surabaya tidak ada anak- anak yang bermain diatas rel kereta api, juga akan menyediakan ketersedian air bersih, utamanya di kawasan fasilitas publik.
