Mohon tunggu...
Nadya Nadine
Nadya Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Cepernis yang suka psikologi

Lahir di Banyuwangi, besar di ibu kota Jakarta, merambah dunia untuk mencari sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tidur

27 Februari 2020   23:31 Diperbarui: 27 Februari 2020   23:33 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Pinterest.com/wargencraft)

tidur,

aku tak bisa tidur
walau dini hari telah melebihi

aku dikuliti waktu
hingga mengelupas segala ingatanku

aku digelisahkan cerita
carut-marut gambar hidupku
tersembur beragam
tak beraturan

tangisku tertahan
meski pedih tetap mengalir
berjalan

karena isak hanyalah peraga
sedangkan pedih tetaplah sebuah rasa

aku memang diam
karena suara tak mampu melahirkan ucapan

tapi,
sesuatu itu tak pernah berhenti
mendampingi nadi selama masih mendesahkan udara nafas kehidupan

maka,
aku tetap tak bisa tidur
di antara dengkurku berair-liur

... tidur yang benar-benar tidur...

(Banyuwangi, Jum'at 24 Oktober 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun