Mohon tunggu...
Nadya Nadine
Nadya Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Cepernis yang suka psikologi

Lahir di Banyuwangi, besar di ibu kota Jakarta, merambah dunia untuk mencari sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bangkit

30 Desember 2019   06:01 Diperbarui: 30 Desember 2019   06:19 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: elipsir.com)

tak cukupkah waktu merebusmu?
menjadi matang dalam panci duka

masih saja kulihat kau terendam di sana
terkubur putusnya asa yang sia-sia

almanak telah beranjak
jalanan tak lagi menanjak

bangkitlah segera!
kereta masa-depan masih menunggumu
berapa stasiun harus kau singgahi dalam banyaknya keterlambatanmu

bangkit,
kejar ketertinggalanmu!

tak cukupkah waktu  menggorengmu?
menjadi matang dalam wajan nestapa

masih saja kulihat kau terapung di sana
tertimbun hampa yang tak berguna

matahari masih menyetubuhi hari
kedua kutub sebentar lagi mencair membanjiri bumi

baik,
mari kututup kedua mata
tepati janjimu untuk segera bangkit
pada hitungan ketiga
ketika kembali kubuka mata

'ciluk-ba...

(Denpasar-Bali, Minggu 30 November 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun