Mohon tunggu...
Nadya Nadine
Nadya Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Cepernis yang suka psikologi

Lahir di Banyuwangi, besar di ibu kota Jakarta, merambah dunia untuk mencari sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nyamuk

24 Desember 2019   12:00 Diperbarui: 24 Desember 2019   12:07 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: pixabay.com)

setengah mati aku makan setiap hari
mencarinya tak semudah membalikkan telapak tangan

dalam kenyangmu tak kan habis darahku
setitik pun tak menjadi berkurang,
memang

'plak!
(berujung nyawamu)

hidup begitu kejam
kau mati dalam kenyang

ataukah hidup begitu menyenangkan?
tak terpelintir permasalahan

apakah ada surga dan neraka bagimu?
seperti kerumitan duniaku
'oh naif dan dungunya diriku

berhitung dan bernyanyi
menangis dan menari
seperti itu dan ini
juga ini dan itu

'plak!
dengung
(berhenti)

tersenyum kau akhiri diri
di ujung tragedi sehari-hari

dracula purba penghisap titik-titik darah
mati kenyang adalah cita-cita
dan,
misimu di dunia

(Denpasar-Bali, Senin 15 Desember 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun