dan tanah itu telah menanam luka
bersedia menimbuninya
kelak, kan kupetik buahnya
berlian-berlian dari pohon yang menaungi
dari rempah yang melumuri senyuman sepah
ketika kotoran-kotoran tanah itu menghujani batu airmata di kesilaman emas
sementara sampah-sampah itu menjadikannya limbah yang tersingkirkan dari tempatnya
pada tanah menanam luka
kusiramkan air-air menyuburkan
darah biru sepi membekukan kebodohan diri
mewujud berlian utuh
dari luka-luka yang membatu
(Denpasar-Bali, Rabo 17 Desember 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!