Mohon tunggu...
Nadya Nadine
Nadya Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Cepernis yang suka psikologi

Lahir di Banyuwangi, besar di ibu kota Jakarta, merambah dunia untuk mencari sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Motor dan orang tersesat

15 Desember 2019   06:03 Diperbarui: 15 Desember 2019   16:43 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: mediaindonesia.com, 25/12/2017)

sekarang aku sudah lancar naik motor
tapi aku jadi banyak mencaci-maki orang di jalan
soalnya bel semua kendaraan sangat mengagetkan
hatiku jadi remuk
seperti tumpukan kerupuk yang ambruk
terus kutinggal di jalanan
karena aku terburu-buru waktu itu
sekarang aku jadi kelimpungan
kucari kembali remukan hatiku tak kutemukan

tadi subuh aku melihatmu di jalan
kita benar-benar bertemu
dan sempat berhadap-hadapan
darimana saja kau semalam?
matamu merah
tapi langkahmu tak menyentuh tanah
'hi!
baru kusadar sekarang
mungkin itu bukan dirimu
seperti yang sering terjadi dalam film-film horor
tentang cerita hantu
mungkin itu bukan manusia
untung saja aku tak memeluknya
dirimu yang berisikan diri yang lainnya
semua gara-gara terlalu rindu padamu
halusinasiku jadi utuh
semua juga gara-gara motor
mengajakku kelayapan menjelajahi jalanan kotor

tadi subuh juga aku bertemu orang tersesat
perempuan, mbak-mbak
kasihan,
lalu kutolong dia dengan kesungguhan
tapi, kamu tahu kan,
kalau aku baru bisa mengendarai motor?
untuk itu aku belum bisa membonceng
ternyata dia juga sama
tidak bisa membonceng
maka lupakanlah rencana berboncengan
hanya bisa mengendarai sendiri
mobil roda dua yang tidak ada atapnya
jangan-jangan dia adalah aku?
(diriku-diriku yang lainnya)
(yang banyak keluyuran juga di jalanan)
(dalam rangka mencari hilangnya remukan hatiku)
('ah, aku tidak mau tahu itu)

akhirnya kami berdua sepakat
untuk saling bergantian secara adil
aku naik motor, dia yang dorong
aku yang dorong, dia yang naik motor
matahari tertawa melihatnya
aku dan dia tersinggung tidak terima dihina
lalu marah tanpa jelas alamatnya dimana
sebab matahari terlalu tinggi hati tak terselami kata-kata
tak mengerti bagaimana susahnya mengendarai motor
juga tak perduli orang tersesat minta tolong

nyambung tidak nyambung
sambungkan saja

                                  ***

(Denpasar-Bali, Sabtu 13 Desember 2008, 1001 Puisi Nadya Nadine).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun