Mohon tunggu...
Nadya Nadine
Nadya Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Cepernis yang suka psikologi

Lahir di Banyuwangi, besar di ibu kota Jakarta, merambah dunia untuk mencari sesuap nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tiga, Empat Dimensi

7 Desember 2019   09:03 Diperbarui: 8 Desember 2019   10:25 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi narkoba (sumber: Merdeka.com 6 Februari 2014)

Ruang Ruang makin meraung
Pengap dalam gagap
Saat kita muntahkan segala rasa
Kata-kata membusuk
Lupa kita mengemasnya

Tawa tercipta lain rupa
Wujudnya pingsan dikeping malam
Rindu dibumbui ragi-ragi
Terbang mengitari diri semedi
Belulang telah lunak tertanak

Tak ada remuk dalam kantuk
Meneliti sekat-sekat hati
Tempat mengamankan harta benda dahaga dari kentalnya santan derita

Lagi,
Tiga, empat dimensi membumbungkan tinggi
Mencekik awan agar tak menghitam
Tangan-tangan telah dirajam
Atas dosa-dosa yang diawetkan

Mari,
Kembali membumbungkan diri
Dalam penerbangan tiga dimensi

Ilusi
Imaji
Halusinasi
Delusi

Basi

(Denpasar-Bali, Selasa 16 Desember 2008. 1001 Puisi-NN)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun