Mohon tunggu...
Nadya agustin
Nadya agustin Mohon Tunggu... Diplomat - mahasiswa universitas sriwijaya

mahasiswa ilmu hubungan internasional 19 universitas sriwijaya palembang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Analisis Kasus Kemenangan Taliban dalam Menguasai Wilayah di Afghanistan, Siapa yang Menyusun Strategi?

2 Desember 2021   10:09 Diperbarui: 2 Desember 2021   10:13 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

sudah 20 tahun taliban melakukan penyerangan terhadap negara afghanistan yang sudah beberapa kali ingin menguasai wilayah bahwa ingin melakukan sebuah perubahan substansial untuk masa depan negara-negara di timur tengah dan terutama negara afghanistan. pada tanggal 15 agustus tahun 2021 afghanistan jatuh sekian kalinya akibat kelompok taliban, bahkan diluar dugaan bagi pemerintah amerika serikat dan juga para militer amerika serikat yang berada di afghanistan bahkan mereka takut sejarah itu akan berulang lagi. 

Ketetapan yang dilakukan oleh amerika serikat agar tidak terjadi nya kembali memakan jiwa para militer dan untuk memberhentikan keuangan yang selama ini diberikan kepada afghanistan untu masa depan negara ini. namun nyatanya menjadi kericuhan bagi taliban dan afghanistan. karena munculnya negara amerika serikat di negara afghanistan telah menjadikan implikasi pemerintah mereka yang baru dari segala aspek.  pada tahun 2001,  tepatnya pada tanggal 11 bulan september terjadi serangan teror yang dilakukan oleh kelompok radikal islam terorrisme yaitu al-qaedah yang dimana para kelompok tersebut menenggala dua pesawat yang mereka pakai untuk menabrakkan ke gedung tertinggi yaitu world trade center yang berlokasi di new york.

Bukan hanya disitu saja tetapi kelompok ini juga menenggala dua pesawat lainnya yang berbeda lokasi tepatnya di Pennsylvania. dalam kasus tersebut memakan korban lebih dari 3.000 jiwa dalam kejadian tersebut. maka pemimpin dan para pengikutnya di nyatakan salah oleh negara amerika serikat dan bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan.

Kelompok taliban termasuk cukup kuat bahkan negara yang berhadapan dengan mereka akan kalah baik dari militer afghanistan untuk menjaga kedaulatan negaranya dari kelompok taliban yang bisa mengancam wilayah atau kawasan afghanistan tetap akan kalah bahkan bisa tersisih dari negara. Taliban dengan segala cara bangkit kembali dan berubah menjadi bahaya di Afghanistan atau di jalur Afghanistan-Pakistan. Ada juga kekhawatiran bahwa Taliban akan membuat kelemahan di wilayah barat laut Pakistan yang dekat dengan garis dengan Afghanistan.

Di sekitar ruang angkasa, Taliban mengirimkan serangkaian pemboman pemusnah diri. Taliban didirikan pada pertengahan 1990-an di Pakistan utara setelah tentara Soviet ditarik dari Afghanistan. strategi yang digunakan oleh kelompok ini sangat cukup untuk menguasai wilayah afghanistan dalam hitungan beberapa jam. (BBC NEWS, 2021) sebagai pemimpin yang kita ketahui bahwa harus bertanggung jawab dengan masyarakat negaranya akibat konflik ini yang memakan banyak jiwa dan juga masyarakatnya rela untuk mengungngsi ke negara tetangga. akan tetapi yang dihasilkan malah sebaliknya presiden ghani beserta keluarganya melakukan perjalanan untuk mencari tempat aman mereka yaitu menuju ke united emirat arab karena beliau tidak bisa mengendalikan pemerintahannya akibat kelompok radikal yang cukup kuat ini .

Sebelum beliau menjadi presiden afghanistan bahwa dia berjanji akan berkorban demi negaranya dari berbagai ancaman alhasil hanyalah sebuah kebohongan belaka, akhirnya rencana taliban dalam gempuran dan mengambil kembali wilayah kunduz, kandar dan mazhar - i- sharif cukup lancar dan dinggap  lambang pembalasan terhadap amerika serikat dalam kasus 9/11. (nainggolan, 2021)

Terjadinya konflik taliban dalam menguasai kawasan di Afghanistan artinya Taliban mempunyai strategi untuk mengambil wilayah tersebut kemudian pemerintah amerika serikat merasa acaman tersebut sangat besar untuk mereka mau tidak mau pemerintah amerika serikat menarik semua pasukan amerika serikan untuk kembali ke negara asal karena yang kita ketahui dalam teori strategi dari carl von claueitz dengan konsep sebagai ends, means, and ways. Dalam On War, carl von Clausewitz mengatakan strategi digambarkan sebagai penggunaan pertarungan langsung sebagai cara untuk melaksanakan perang. Agar dapat memenangkan perang, pemangku kepentingan strategis perlu memetakan dan mendefinisikan "tujuan" (aim) sebagai sasaran peperangan yang sejalan dengan maksud peperangan. Ia akan merancang jalannya peperangan, dan adanya "tujuan" tersebut akan memberikan gambaran mengenai apa yang perlu dilaksanakan untuk mencapainya (actions intended to achieve it). (Aulia Akmalina, 2019, p. 48) .

Kelompok Taliban memiliki strategi di mana mereka menjamin untuk memerangi perusakan dan lebih mengembangkan keamanan, namun juga menjalankan ajaran Islam yang keras. Pada tahun 1998, mereka telah memikul tanggung jawab untuk hampir seluruh negeri. Mereka menjunjung tinggi syariat garis keras mereka sendiri, atau hukum Islam, dan menjalankan disiplin yang keras. Pria dibuat untuk menumbuhkan janggut dan wanita harus mengenakan burqa yang menutupi seluruh tubuh. Setelah itu, TV, musik, dan film dibatasi.

Setelah kekalahan itu, Taliban kembali fokus di wilayah garis Pakistan. Taliban telah mengambil sejumlah besar individu dan mencabut banyak orang Afghanistan. Memang, kekuatan Taliban telah memperoleh untuk tidak menjadikan Afghanistan basis penindas berbasis ketakutan yang dapat melemahkan Barat. (INDONESIA B. N., 2021) Dan meskipun lama kehadiran pasukan di seluruh dunia di negara itu, dengan miliaran dolar mengalir untuk membantu dan mempersiapkan kekuatan Afghanistan, sebenarnya tidak memiliki pilihan untuk menghancurkan Taliban, yang telah menemukan cara untuk mengembalikannya. -mengumpulkan kekuatan mereka dan mengembangkan lebih lanjut di lokal. - daerah yang jauh.

Taliban akhir-akhir ini menjadi semakin kuat dalam minggu-minggu sejak penarikan pasukan AS dengan merebut kembali banyak wilayah, yang direbut dari kekuasaan pemerintah. (INDONESIA B. N., 2021) Kedatangan Taliban untuk mengemudi di Afghanistan seharusnya tidak mengejutkan siapa pun menyusul pergantian peristiwa perkembangan. Bagaimanapun, pertanyaannya saat ini adalah siapa yang merekayasa proses kemenangan Taliban di Afghanistan?

Memang, pertanyaan ini secara konsisten menjadi topik pembicaraan di berbagai komunikasi luas, kemudian, pada saat itu, ada seorang pelopor Komunis Tiongkok yang memiliki pengaruh yang kuat di Afghanistan. Secara khusus Mao Zedong mengatakan bahwa bagaimana kekuatan yang lebih sederhana dapat mengatasi yang lebih besar, belum lagi pertempuran harus dikoordinasikan, harus menyesuaikan dan memanfaatkan informasi dan individu terdekat untuk keuntungan potensial mereka. Taliban mengambil keuntungan dari kekurangan dan kemerosotan dalam otoritas publik dan tidak adanya kepercayaan individu Afghanistan pada otoritas pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun