Mohon tunggu...
nadya damayanti
nadya damayanti Mohon Tunggu... Freelancer - scribbler

Þæs ofereode, þisses swa mæg

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sexy Killers, Hari Bumi, dan Investasi Sosial

22 April 2019   19:13 Diperbarui: 22 April 2019   19:29 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tepat satu minggu film Sexy Killers tayang, tepat pula kita memperingati hari bumi yang jatuh tanggal 22 April setiap tahunnya. Seperti yang telah banyak diperbincangkan, film besutan sutradara Dandhy D Laksono ini berisi tentang rusaknya bumi akibat penggalian batu bara ilegal. Filmnya sendiri mewakilkan masyarakat sebagai sudut pandang utama, dan terkesan memojokan pemerintah. 

Sexy Killers menuai banyak kontroversi karena dirilis menjelang Pilpres 2019, film ini dianggap menanamkan gagasan Golput pada penontonnya. Lantas mengapa film tidak dikeluarkan sebagai peringatan hari bumi? Padahal hanya selang satu minggu. Apa pun alasannya, sang sutradara sendiri telah mengklaim kalau filmnya tidak ada sangkut pautnya dengan pilpres.

Ada satu topik penting perihal finansial yang muncul akibat film Sexy Killers, yaitu investasi batu bara. Ya, jenis investasi ini dapat merusak lingkungan jika pelaku bisnis batu bara tidak bertanggung jawab. Meski tidak dapat dibilang semua pebisnis batu bara bersalah, tetapi mau tidak mau pemberitaan miring terkait hal ini berdampak juga pada perusahaan tambang batu bara. 

Sebut saja saham PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) milik Luhut Pandjaitan, yang namanya sempat disinggung dalam film, yang dikabarkan anjlok. Berdasarkan pemberitaan dan data perdagangan BEI, hingga pukul 9.09 waktu JATS, saham PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) milik Luhut anjlok 710 poin (44,65 persen ke posisi Rp 880). 

Problematika investasi yang merusak bumi inilah yang menjadi alasan munculnya istilah impact investing atau investasi sosial yang dipercaya diprakarsai oleh yayasan Rockefeller pada 2006 silam. Investasi sosial lahir sebagai upaya manusia menyayangi buminya, tetapi juga tetap menjadi makhluk yang melek finansial. 

Investasi sosial merupakan usaha manusia menghargai bumi sebagai tempat mereka berpijak. Kenyataan ini membuktikan perputaran uang dapat dilakukan melalui cara yang baik.

Investasi sosial tidak melulu berpacu pada alam, seorang impact investor dapat pula memberikan dampak baik pada bumi beserta manusianya. Perusahaan-perusahaan startup dalam industri finance technology (fintech) yang kini berkembang menjadi wadah utama investor menjalankan misi sosial sekaligus mendapat imbal hasil. 

Lewat perusahaan rintisan seperti DANAdidik, investor dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan memberikan pinjaman pendidikan dengan metode P2P Lending. Kini tidak ada lagi alasan manusia merusak bumi untuk mendapatkan keuntungan finansial, karena investasi sosial berhasil menjadi jembatan antara kekayaan dan kebaikan. Selamat Hari Bumi 2019!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun