Mohon tunggu...
Nadya Kusumawati
Nadya Kusumawati Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA

Nama saya nadya kusumawati lahir di lampung tengah

Selanjutnya

Tutup

Money

Kabar Mata Uang Dunia di Tengah Covid-19

21 Mei 2020   12:51 Diperbarui: 21 Mei 2020   13:05 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Nama : Nadya Kusumawati
NPM : 1751020176
Jurusan : Perbankan Syariah
KLS/SMT : C/6
Dosen : DR.Muhammad Iqbal Fasa, M.E.I

DAMPAK COVID-19 TERHADAP MATA UANG DUNIA

Pandemi virus corona (Covid-19) terjadi sangat cepat di seluruh dunia. Kondisi ini disebut membuat kepanikan di pasar keuangan global. Akibatnya membuat perekonomian setiap Negara yang terdampak tidak stabil. Ekpor dan impor tidak berjalan lancar karena beberapa Negara menerapkan lockdown terhadap negaranya. Alhasil Negara-negara yang mengandalkan pemasukan dari sector ekspor dan impor tidak dapat berbuat banyak dan menyebabkan penurunan nilai tukar mata uang tersebut. Selain itu banyak pula investor-investor menarik dananya dari Negara-negara yang membuka peluang investasi asing dan akibatna nilai tukar dagang semakin lemah.


Di Benua Asia saat ini nilai tukar Rupiah sangat lemah, hingga mencapai Rp. 15.444 per US Dollar. Tidak hanya di Indonesia yang nilai tukar mata uangnya melemah, ternyata di negara lainpun seperti dolar Hong Kong turun 0,01 persen bersama dolar Singapura 0,52 pesen, dolar Taiwan 0,51 persen, won Korea Selatan 2,66 persen, peso Filipina 0,55 persen, rupee India 0,28 persen, ringgit Malaysia 0,88 persen, dan baht Thailand 0,61 persen dan yen Jepang dan yuan Tiongkok yang naik masing-masing 0,62 persen dan 0,11 persen,(Disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada tanggal 30 Maret 2020) tetapi rupiah sangat lemah karena naiknya US Dollar. Hal ini disebabkan karena ketakutan akan krisis ekonomi yang terjadi di Negara-negara maju yang berimbas terhadap Negara berkembang. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China menyebabkan ketidakstabilan kurs mata uang dunia.


Ketidakpastian di pasar keuangan global sangat tinggi, para investor global melepas aset-aset investasinya dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia, adapun obligasi, saham atau emas, dan investor menukarkannya ke simpanan tunai dalam mata uang dolar AS. Harga saham dunia anjlok, yield obligasi meningkat, dan harga emas juga sempat turun, sementara mata uang dolar AS semakin menguat dan nilai tukar berbagai mata uang negara lain melemah. selain perang dagang antara Amerika serikat dan China, perang dagang minyak dunia antara Arab Saudi dan Russia menyebabkan kondisi anjloknya harga minyak dunia dan semakin memperburuk kondisi pasar keuangan global. Semoga perekonomian Indonesia kembali stabil dan kurs Rupiah semakin kuat. Karena Bank sentral Amerika Serikat(FED) menurunkan suku bunga acuannya, ini menjadi kabar baik bagi Kurs Rupiah karena akan lebih stabil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun