Mohon tunggu...
Nadya Agus Salim
Nadya Agus Salim Mohon Tunggu... Guru - Seorang Penulis yang juga berprofesi sebagai pendidik

Nadya. terkenal dengan nama Pena Nadya Agus Salim ,. Ibu dua orang anak ini adalah seorang guru SMK yang memiliki hobby menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keikhlasan yang Dibayar Tunai

21 Oktober 2021   10:06 Diperbarui: 21 Oktober 2021   10:28 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kesempatan untuk bersedekah tidak menunggu berharta. Walau hidup sederhana, seseorang yang merasa dirinya mampu, juga bisa bersedekah.

Razali seorang PNS dengan golongan rendah. Menjadi pengantar surat itulah tugas hariannya.  Pergi ke kantor hanya dengan mengendarai sepeda butut, panas terik tak dirasakan, demi menghidupi  empat anak yang masih kecil-kecil.

Zaleha istrinya hanya seorang ibu rumah tangga.  Gadis kampung yang dinikahinya karena perjodohan, masih begitu muda usianya. Dua puluh tahun jarak usia mereka, sedang Razali sudah cukup dewasa kala itu empat puluh tahun usianya.

Razali selalu berpesan pada istri dan anak-anaknya. "Rezeki yang Allah berikan pada kita, juga ada rezeki saudara kita yang lain.  Masih banyak saudara kita yang lebih susah hidupnya dari kita."
Selalulah memandang ke bawah, jangan memandang ke atas, itu nasehatnya kepada anak-anaknya.

Usia Razali, tak lama. Ia meninggal karena sakit. Razali yang tak pernah mengeluh, tak menghiraukan sakit yang dideritanya.  Hingga maut memisahkan dirinya dengan istri dan anak-anak yang masih kecil. Razali  meninggal ketika usia pernikahan mereka menginjak sepuluh tahun. Ia  meninggalkan tanggung jawab kepada istrinya, merawat anak-anak hingga  usia mereka dewasa.

Zaleha wanita saleha, pendiam, selalu ikhlas dan ridha atas apa yang menjadi ketentuan Allah.
Walau dalam keadaan susah, setiap pengemis yang datang ke rumahnya selalu disambut dengan ramah tamah. Mereka diberi makan dan minum, diberi uang walau sedikit.  Padahal setelah ditinggal wafat sang suami, kehidupan mereka semakin sulit.

Makan dengan lauk pauk seadanya, sayur mayur hasil kebun sendiri, tanpa keluh kesah, mereka ikhlas menerima takdir.

Bukan hanya kepada sesama manusia, kucing kurus kering dan kelaparanpun dia ambil, dan dipelihara, disayangi layaknya seorang anak.

Sanak saudara dari kampung yang datang berkunjung, dan menginap dalam waktu yang cukup lama, juga dilayani dengan baik.  Tak pernah mengeluh. Mereka disambut dengan suka cita,  dihidangkan makanan dan minuman walau ala kadarnya.

Demi menambah penghasilan, Zaleha menjual gorengan, ada pisang goreng, bakwan, tempe dan tahu goreng. Jajanan tersebut dijual  anak-anaknya di sore hari sepulang dari sekolah.

Allah begitu sayang pada Zaleha, wanita yang selalu Ridha atas nasibnya, Qadarullah salah seorang dari paman kandung Razali, tidak memiliki anak dan telah meninggal dunia, Beliau meninggalkan harta yang cukup banyak, dan meninggal duluan sebelum Razali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun