Mohon tunggu...
nadiyah hansur
nadiyah hansur Mohon Tunggu... -

seorang yang hanya ingin melihat bangsa ini makmur melalui pertanian, dan akan berusaha memakmurkan Indonesia tercinta...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berdamai dengan Diri Pribadi

22 Februari 2013   15:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:52 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan baik tidak selalu dinilai positif bagi setiap orang, selalu ada keegoisan dan praduga yang menguasai pemikiran seseorang yang menimbulkan kesalah pahaman dan miskomunikasi. Niat baik untuk saling mengingatkanmalah menjadi boomerang. Seiring berjalannya waktu kesamaan tujuan dalam berorganisasi ditemui pada program kerja, tetapi menjadi kesalahpahaman ketika salah satu program kerja tidak terealisasi. Ketika memberi masukan dan semangat ternyata terbaca sebagai suatu kritikan yang menyebabkan kemarahan luar biasa hal ini ditambah ketika ku mengirimkan email kepadanya yang berisi tentang nasehat, aku mengatakan kepadanya batapa besar potensi yang ia miliki dan telah dianugrahkan tuhan kepadanya, maka manfaatkanlah itu dalam kebaikan bukan sekedar hura-hura dan melakukan hal-hal hedonis, katahuilah bahwa waktu juga akan dihisab itu kata-kata terakhir dalam email tersebut.

Perubahan mulai terasa ketika antara satu dan yang lain tidak mendukung, dan kasarnya kata-kata yang keluar darinya. Kritikan dari seorang yang beragama tidak mesti dipedulikan, lagian orang yang mengatakan beragama seharusnya lebih baik dari orang lain, itu yang terlontar dari mulutnya, saya sungguh sedih ketika itu, kesedihan karena kepercayaan itu hilang, kepercayaan berupa persaudaraan dan silaturahim selama ini.

Perubahan juga sangat terasa, ketika diawal-awal dia masih bisa menyapa, tetapi akhir-akhir ini malah tak pernah lagi mempedulikan dan tidak memberi sapaan hangat seperti sebelumnya, aku tidak mengerti kesalahan apa yang aku lakukan sampai membuatnya berubah seperti itu. Hari berlalu dan kebersamaan dengannya semakin mengharukan. Terlontar dalam kalimatnya, bisa jadi kamu orang yang berada salah satu dineraka. Saya langsung tak bisa berkata apa-apa terhadapnya, hanya bisa memandangi, orang yang selama ini kuperjuangkan, dan kuberusaha untuk bisa saling mengingatkan malah mengatakan hal yang seperti ini. Ketika memang aku tak peduli padanya untuk apa ikut campur dengan semua yang terjadi.

Membelanya ketika orang lain yang iri dan menggapnya berlaku buruk, pernah ketika salah seorang dari organisasi lain yang mengatakannya tidak transparan dalam pendanaan dan mencurigainya, saya orang pertama yang mencari tahu kebenaran dan mengkonfirmasi ketidakbenaran itu walaupun sebenarnya saya juga tidak mengetahu secara detail kebenaran. Aku hanya ingin dia tidak selalu manjadi bahan kecurigaan orang.

Aku ingin menjelaskan dan ingin mengetahui sebenarnya apa yang terjadi, tapi aku yakin setiap niat diketahui olehNya. Menjelaskan kesalahpahaman terhadapku yang sudah negative dihadapnnya adalah sebuah kesia-siaan. Aku yakin waktu akan menjawab kebenaran yang sesungguhnya, sampai dia sadari tidak ada niat jelek terhadapnya. Tidak ada keuntungan untuk bermusuhan dengannya. Biarlah waktu dan kekauatan Tuhan yang membuka pintu hatinya untuk memahami sebenarnya masalah.

Bagiku: silaturahim adalah segalanya, ketika disuruh memilih antara hubungan baik(silaturahim/teman) dengan harta, aku akan memilih teman dan hubungan baik dengan orang. Tapi yang jelas bahwa Perubahan orang lain terhadap diri kita tidak perlu diikuti dengan perubahan dalam diri pribadi, biarlah orang berubah tapi tetaplah bersikap sama kepada orang yang berubah tersebut, jadilah seperti matahari yang walaupun orbit disekitarnya berubah, matahari tetap menjadi matahari yang tidak akan berubah posisi. mungkin sulit untuk berdamai dengannya, namun aku tetap akan berdamai pada diriku sendiri dengan cara berpikir positif bahwa hanya karena dia tidak mengerti dan tidak tahu niat baikku jadi dia mengaggap semua buruk tentangku, karena demi Allah aku tidak pernah menganggapnya buruk seperti yang ia sangka.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun