Mohon tunggu...
Nadiyah Adja
Nadiyah Adja Mohon Tunggu... Guru - Teruslah bahagia 😊

PENDIDIKAN INKLUSI Nama : Nnadya Eka Rahayu NIM : 181330000348 Kelas : 6 PGSD A3

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Konsep Dasar Bimbingan Konseling

3 November 2019   21:29 Diperbarui: 22 Juni 2021   18:48 3592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Memahami Konsep Dasar Bimbingan Konseling (unsplash/annie-spratt)

     Tugas guru pembimbing adalah mengenali siswa secara individu dengan berbagai karakteristiknya, melaksanakan konseling perorangan, bimbingan dan konseling kelompok, bimbingan karier, termasuk informasi pendidikan dan pekerjaan, penempatan, tindak lanjut dan melakukan penilaian, serta konsultasi dengan guru dan personil sekolah lainnya, orang tua, siswa, kelompok dan organisasi masyarakat. Tugas guru pembimbing mencakup mengumpulkan data siswa, memberikan layanan informasi, konseling perorangan dan kelompok, bimbingan karier, layanan penempatan, konsultasi dengan personil sekolah lainnya dan tindak lanjut.

     Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah belum terpola dengan jelas. Kondisi seperti ini telah menyebabkan timbulnya berbagai kesalah pahaman dan perbedaan persepsi mengenai BK disekolah. 

Barkaitan dengan itu, Prayitno dkk (1997) mengusulkan agar pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dikemas sebagai satu kesatuan dalam satu pola yang dinamakannya BK Pola Tujuh Belas, yang terdiri atas empat bidang bimbingan yaitu: Bidang social, Pribadi, Belajar, Karier. 

Tujuh belas layanan yaitu: Orientasi, Informasi, Penempatan atau Penyaluran, Pembelajaran, Konseling perorangan, Bimbingan kelompok, Konseling kelompok. 

Lima kegiatan pendukung yaitu : Aplikasi instrumentasi, Aplikasi instrumentasi, Himpunan data, Konferensi kasus, Kunjungan rumah, Alih tangan kasus yang semuanya didasarkan pada suatu wawasan dan pengetahuan yang mantap tentang BK mencakup pengertian, tujuan, fungsi, prisip, landasan serta asas BK.

Dalam perkembangan berikutnya BK Pola Tujuh Belas tersebut digunakan secara nasional sebagai acuan dalam penyelenggaraan BK di sekolah-sekolah di seluruh tanah air.  Dalam rangka BK Pola Tujuh Belas itu lebih lanjut Prayitno dkk (1987:189-190) menjabarkan secara rinci tugas guru pembimbing yaitu: 

  • Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling. 
  • Merencanakan program bimbingan dan konseling (termasuk program satuan layanan dan satuan pendukung).
  • Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.
  • Melaksanakan segenap program layanan pendukung.
  • Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan satuan pendukung bimbingan dan konseling.
  • Menganalisis hasil penelitian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
  • Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
  • Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling yang dilaksanakan.
  • Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling secaramenyeluruh kepada guru pembimbing bimbingan dan konseling dan kepala sekolah.

     Evaluasi terhadap hasil berhasil atau tidaknya guru pembimbing tergantung pada seberapa jauh program atau kegiatan yang dilaksanakan guru pembimbing itu direalisasikan. 

Artinya agar kegiatan yang telah disusun dapat dilaksanakan secara baik,guru pembimbing perluterlebihdahulu menyusun dan merumuskan program.layanan itu dalam bentuk perencanaan yang matang sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan manfaatnya oleh siswa.   

Untuk itu sebelum menyusus program layanan dan pendukung terhadap siswa, Prayitno dkk (1997: 171-172) menekankan bahwa ada beberapa hal yang perlu dilaksanakan yaitu:  

  1. Menetapkan materi layanan atau pendukung yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah siswa.
  2. Menetapkan tujuan atau hasil yang akan dicapai.
  3. Menetapkan sasaran kegiatan, yaitu siswa asuh yang akan dikenai kegiatan layanan atau pendukung.
  4. Menetapakan bahan, sumber bahan, dan atau nara sumber serta personil yang terkait dan peranannya masing-masing. 
  5. Menetapkan metode, teknik khusus, media dan alat tulis yang digunakan sesuai dengan ciri khusus jenis layanan atau pendukung yang direncakan itu. 
  6. Menetapkan rencana penilaian.
  7. Mempertimbangkan keterkaitan antara layanan atau pendukung yang direncanakan itu dengan kegiatan lainnya.
  8. Menetapkan waktu dan tempat.

     Model-model bimbingan dan konseling sesuai dengan hakikat pendidikan di SD dan karakteristik anak SD model intervensi bimbingan dan konseling perkembangan dipadukan kedalam seluruh kegiatan pendidikan di sd, model bimbingan dan konseling perkembangan yang menempatkan tugas perkembangan sebagai tujuan bimbingan dan pentingnya interaksi yang sehat antara individu dengan lingkungan perkembangan siswa merupakan model yang mudah untuk diterapkan di sd, berikut penjelasan model bimbingan dan konseling yaitu :

  • Layanan Dasar Bimbingan adalah layanan yang diberikan kepada siswa dengan tujuan membantu seluruh siswa dalam mengembangkan ketrampilan dasar untuk kehidupan. Isi layanan dasar bimbingan adalah hal umum yang perlu dikembangkan bagi seluruh siswa melalui layanan bimbingan dan konseling dalam membantu siswa mengembangkan ketrampilan hidup dan perilaku efektif.
  • Layanan Reponsif adalah layanan yang bertujuan untuk mengintervensi masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul berkenaan dengan masalah social-pribadi,karir, atau masalah pengembangan pendidikan. Isi layanan reponsif adalah hal yang menjadi kepedulian siswa dalam jangka pendek, yang terjadi dan dirasakan saat ini, yang perlu mendapat intervensi bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan yang termasuk layanan reponsif adalah bimbingan belajar, bimbingan pribadi social, konseling dan pengayaan dikelas unggulan.
  • Layanan perencanaan individual adalah layanan dalam membimbing siswa untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana belajar, rencana pendidikan, karir, dan pengembangan social pribadi. Isi perencanaan individual adalah hal yang menjadi kebutuhan siswa untuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri.

KESIMPULAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun