Mohon tunggu...
Nadir Renjana
Nadir Renjana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akun nulis puisi

Dan keresahan yang beranak pinak pun menjadi rentetan syair murahan yang berusaha aku komersialkan kepada khalayak ramai. Salam cintaku, kepada setiap yang membaca dengan rasa dan keresahan yang sama. -Nadir Renjana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumahku Hilang

3 Juli 2022   01:49 Diperbarui: 3 Juli 2022   01:50 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku masih merindu, tapi aku menahan jari-jemariku untuk tidak mengirim pesan lagi kepadanya. Bukan apa-apa, hanya saja, aku tidak mau mengganggu dia yang sedang bahagia karena bebas kembali tanpa ada penghambat dan beban. Dia sedang melepas rindu dengan dirinya sendiri, setelah beberapa lama aku mencuri waktunya. Dan terlebih lagi, aku tidak mau terlihat begitu menyedihkan karena terus merecokinya dengan pesan yang tidak lagi penting dariku. 

Meskipun begitu, aku akan tetap menjadi rumah untuknya, seperti yang dia katakan dulu. Aku akan tetap menjadi rumah yang selalu sedia  ketika dia ingin pulang atau hanya sekedar singgah. 

Aku dan pelukku akan tetap sama seperti pertama kali dia memutuskan bahwa aku adalah rumah baginya, akan tetap selalu hangat. 

Sekarang, aku akan kembali berbincang dengan bulan yang sudah merajuk dibalik genteng karena sedari tadi aku mengacuhkan dirinya untuk menulis ini. 

Sampai jumpa lagi, ya. Nanti ketika yang merindu bukan hanya milikku sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun