Mohon tunggu...
KHOMEINI ABDILLAH
KHOMEINI ABDILLAH Mohon Tunggu... Petani - Pengawas Mutu Hasil Pertanian

Smart, Discipline, Religius, Activ, Responsible, Etc.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengembangan Infrastruktur Pertanian dalam Menunjang Ketahanan Pangan Nasional

21 Mei 2019   10:00 Diperbarui: 21 Mei 2019   10:11 2982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Indonesia sebagai negara agraris dan produsen komoditas pertanian, memiliki kekayaan keanekaragaman hayati, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesesuaian iklim dan lahan pertanian yang luas untuk produksi berbagai tanaman. 

Peran strategis pembangunan pertanian bukan hanya mendukung kepastian persediaan pangan, melainkan juga sebagai motor dan pondasi pertumbuhan ekonomi nasional. 

Peran tersebut berkontribusi nyata melalui pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan dan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerapan tenaga kerja, sumber pendapatan dan devisa negara, serta pelestarian lingkungan.

Industri 4.0 tanpa memperhatikan pembangunan pertanian, cenderung mengakibatkan kegagalan dalam pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Melalui adopsi teknologi baru, sebagian besar kehidupan pertanianpun berubah, termasuk meningkatnya investasi infrastruktur pertanian dan pasar, serta implementasi kebijakan. Perubahan tersebut mampu meningkatkan produktivitas lahan, penghasilan petani dan buruh tani, maupun daya beli masyarakat, serta stabilitas harga pangan nasional. 

Selain itu, pembangunan pertanian juga berperan dalam aktifitas ekonomi industri, termasuk sebagai pembangkit multiflier effect di luar sektor pertanian. Peningkatan pendapatan pertanian mampu mempengaruhi peningkatan pelayanan baik dibidang jasa, produksi maupun sektor lainnya. 

Pada saat yang sama, aktivitas pertanianpun juga mempengaruhi volume kegiatan nonpertanian, serta memberikan kontribusi menurunnya biaya transaksi.

Reposisi Pertanian

Meskipun pertumbuhan pertanian melalui multiflier effect berkontribusi dalam pembangunan ekonomi, jika kombinasi kebijakan pasar dan lingkungannya buruk, tentu akan menyebabkan gagalnya pembangunan pertanian.

 Tantangan pembangunan kedepan adalah bagaimana memperbaiki dan membangun infrastruktur lahan dan air, serta faktor produksi lainnya yang akan meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk, membuka akses pembiayaan petani, memperkokoh kelembagaan usaha ekonomi produktif, menciptakan sistem penyuluhan yang efektif, membudayakan penggunaan pupuk organik, pestisida hayati, mengimplementasikan mekanisasi pertanian teknologi tepat guna, serta mengupayakan adaptasi terhadap perubahan iklim, melestarikan lingkungan dan menciptakan kebijakan harga yang proporsional.

Masyarakat pertanian di perdesaan umumnya terjerat dalam kemiskinan dengan produktivitas rendah dan terbatasnya penguasaan lahan, disamping itu juga karena lambatnya pencetakan lahan pertanian baru, termasuk infrastruktur pendukungnya. Infrastruktur pertanian yang cenderung kurang mendukung dan lambat, mengakibatkan sulitnya meraih ide swasembada pangan. 

Ditambah lagi imbalan buruh di sektor pertanianpun mengalami kesenjangan, bila dibandingkan dengan buruh di sektor industry dan jasa. Oleh karena itu, perlu melakukan reposisi pertanian, serta mengembalikan kemandirian petani, mengajak pengusaha menjadi pemangku kepentingan, menjamin akses petani terhadap sumberdaya lahan dan air, peningkatan kualitas SDM dan menghilangkan penyimpangan pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun