IMPIANKU
Aku Dira anak pertama perempuan yang juga menjadi harapan pertama kedua orang tuanya. Umurku 17 tahun, aku yang memiliki banyak impian salah satunya masuk fakultas kedokteran.
Pada awalnya aku sama sekali tidak kepikiran untuk masuk kuliah jurusan apa, bahkan pada saat SMP aku sangat santai sekali aku seperti hanya menikmati masa masa indah itu saja. Tiba tiba pada saat kelas IX aku memiliki teman yang dimana dia sudah mempersiapkan tentang bagaimana kelanjutan masa depannya itu, lalu aku bertanya kepada temanku ini "Kok kamu bisa sih udah kepikiran semua itu?" temanku menjawab "aku udah kepikiran semua itu karna orang tuaku".
Lalu aku pun berpikir dan berbicara dalam hati "benar juga apa yang di bilang temanku itu" jika aku tidak memikirkannya dari sekarang setelah SMA aku pasti akan kebingungan.
Akhirnya aku dan temanku ini sering mengobrolkan tentang masa depan yang lama kelamaan kami pun akhirnya menjadi sahabat. Dia orang pertama yang bisa aku percaya untuk bertukar cerita. Memasuki semester 6 di tingkat SMP aku bertanya lagi kepada temanku ini "Bagaimana dengan kelanjutan setelah SMP" Temanku hanya terdiam, temanku tidak biasanya seperti ini saat aku menanyakan tentang kelanjutan setelah SMP seperti apa. "Apa mungkin ada yang sedang dia pikirkan sampe dia terdiam begitu saja" Ucapku dalam hati. Tetapi aku tidak banyak nanya pada hari itu. Seminggu berlalu akhirnya dia berani bercerita tentang itu, setelah dia bercerita aku sangat kaget mendengar ceritanya, lalu aku menenangkan dia yang sedang sangat rapuh. Hari demi hari telah dilewati akhirnya kami bisa bercerita kembali tentang kelanjutan sekolah dan masa depan kami.
Memasuki bulan Februari sekolah kami sudah mulai sering mengadakan TO kami pun panik akhirnya kami memutuskan untuk belajar bareng. Susah dan senang sudah kami lewati yang dimana tiba tiba UN ditiadakan dan kami menjadi angkatan corona.
Memasuki tingat SMA
Virus ini masih ada dan belajar pun masih daring...
Kami pun pusing "bagaimana ini kenapa menjadi seperti ini" dengan nada kesal.
Awalnya jika keadaan terus seperti itu aku akan menyerah, tapi hatiku berkata "kamu bisa!" tapi aku tetap tidak percaya bahwa aku bisa.
Aku sangat kesal pada waktu itu sampe aku benci dengan diriku karna seperti tidak ada arah untuk kedepannya.
Dan akhirnya aku dinasehati, aku searching, aku pun menemupakan lagi kepercayaan dan impian falkutas yang akan aku kejar.