Mohon tunggu...
Nadilla Novianti
Nadilla Novianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemunculan Isu Sosial di Indonesia Akbiat Pandemi Covid-19

13 Juni 2021   22:22 Diperbarui: 13 Juni 2021   23:05 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Isu sosial kependudukan muncul karena adanya aktivitas penduduk yang tinggal di suatu wilayah/kota. Dimana dinamika yang termasuk yaitu peristiwa-peristiwa demografi yang dapat mempengaruhi jumlah, komposisi, distribusi dan kepadatan penduduk di suatu kota/wilayah. Hal lain, yaitu munculnya urbanisasi dan population ageing (populasi yang didominasi oleh usia lanjut). Isu sosial yang diikuti dengan urbanisasi sudah marak di Indonesia. Dimana masyarakat dari desa berpindah ke kota dengan harapan akan mendapatkan hidup yang lebih baik. Namun, hal tersebut justru menyebabkan munculnya masalah sosial dan masalah infrastruktur. Ditambah lagi dengan adanya penyebaran virus Corona ini maka semakin besar angka pengangguran dan kemiskinan di suatu wilayah/kota.

Virus corona merupakan pandemi yang mudah menyebar secara contagious. Karena itu,
pemerintah sedari awal menghimbau masyarakat untuk melakukan social distancing dan
isolasi untuk mencegah penularan virus penyakit ini. Namun dari sudut pandang lain ternyata himbauan dari pemerintah ini memberi dampak negatif untuk masyarakat apalagi dalam hal perekonomian. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat hingga 31 Juli 2020, jumlah pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun dirumahkan mencapai 3,5 juta lebih. Tentunya hal ini sangat berdampak pada tingkat kemiskinan di suatu kota/wilayah karena semenjak kemunculan virus Corona ini banyak masyarakat yang harus kehilangan pekerjaanya.

Tidak hanya berdampak di sector perekonomian, sector pendidikan pun terkena imbasnya dimana dari tingkat terendah sampai ke perguruan tinggi harus dilakukan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh ini pun menuai banyak problematika apalagi untuk daerah-daerah terpencil di Indonesia yang masih sangat terkendala masalah internet. Tidak hanya itu, para guru dan tenaga pendidik lainnya pun dituntut untuk memahami teknologi yang ada agar terlaksananya pembelajaran jarak jauh yang efektif. Proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik dengan adanya teknologi informasi yang sudah berkembang pesat saat ini diantaranya elearning, moodle, google class, whatsapp, googel meet, zoom dan media infromasi lainnya serta jaringan internet yang dapat menghubungkan dosen dan mahasiswa sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik sebagai mana mestinya meskipun ditengah pandemic covid-19.

Adapula kegiatan lain yang berdampak karena covid yaitu sensus penduduk tahun 2020. Sensus penduduk tahun 2020 diadakan secara online guna mengurangi penyebaran virus covid-19 yang sedang maraknya saat itu. Kemudian didapatkan hasil data bahwa jumlah penduduk usia 15-64 tahun sudah mencapai 70,7% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 191 juta. Dimana peningkatan jumlah penduduk usia produktif terjadi lebih cepat dari perkiraan pemerintah. Jumlah penduduk usia produktif (15 - 64 tahun) yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk yang tidak produktif (di bawah 5 tahun dan di atas 64 tahun) disebut degan bonus demografi.  Menelan biaya dan energi yang besar, sensus penduduk tidak bisa diadakan setiap tahun, melainkan hanya bisa sekali dalam 10 tahun.

Dikarenakan sensus penduduk tahun 2020 dilaksanakan di situasi pandemi, BPS melakukan kombinasi yaitu dengan pencacahan lapangan dan registrasi secara online berdasarkan data administrasi kependudukan yang dikelola Ditjen Kependudukan dan Pencacatatan Sipil (Dukcapil), Kementerian Dalam Negeri. Koordinasi ini merupakan bagian dari langkah menuju Indonesia Satu Data. SP 2020 mengungkap lonjakan jumlah penduduk usia produktif, 15-64 tahun, dari 66,09% atau 157 juta tahun 2010 ke 70,7% atau 191,9 juta tahun 2020. Dari penduduk usia produktif sebesar itu terdapat 70,2 juta atau 25,87% usia milenial, yakni mereka yang berusia 24-39 tahun dan 75 juta generasi Z yang berusia 8-23 tahun. Penduduk usia baby boomer, 56-74 tahun, sekitar 11,56% atau 31,37 juta dan pre-baby boomer, 75 tahun ke atas sebanyak 1,87% atau 5 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk usia produktif 70,7% dari total penduduk, Indonesia sesungguhnya sudah berada di puncak bonus demografi. Banyak orang mengira bonus demografi baru akan terjadi pada 2030-an. Fakta menunjukkan, kita tidak lagi berada di gerbang, melainkan sudah di puncak bonus demografi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun