Mohon tunggu...
Ratna Putri
Ratna Putri Mohon Tunggu... Relawan - Ratna Putri Nadika

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hadiah Terindah untuk Sang Malaikat

2 Oktober 2017   09:18 Diperbarui: 2 Oktober 2017   09:21 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan rintangan dalam mencari ilmu dari bangku taman kanak kanak sampai sekolah menengah atass satu persatu terlwati. Sampai sang waktu mempertemukanku pada pilihan yang Membuat rumah menjadi tegang. Pasalnya keinginanku dan orangtua terutama ibu tak berjaln seiringan. Satu minggu sebelum pengisian biodata online SPAN-PTKIN aku dan orangtua tetap pada pendiriannya masing masing. Ibuku menginginkanku untuk mengambil jurusan PIAUD dan kuliah di kamus dekat rumah. Tetapi aku disisi lain aku menginginkan mengambil PGMI dan kuliah di Uin malang ini. Aku sendiri juga bingung mengapa ibuku begitu kekeh ingin aku mengambil jurusan itu. 3 hari sebelum pengisian kami juga belum.bisa menemui titik temu. 

Hingga pada akhirnya aku mewawancari ayaj mengapa ibu menginginkanku mengambil jurusan itu. Pada awalnya ayah tak mau membrikan alasannya. Tapi setelah aku pancing perlahan akhirnyaa alasan itu keluar juga. Setelah aku mendengar alasan itu pipi ini berurai air mata. Setelah sang ayah mengutarakan alasannya aku mrnjadi berfikir ulang dan mengambil sisi baik dari jurusan PIAUD. Saat pengisian bioata kuserahkan segala hasil kepada Allah Swt. Apapun hasilnya aku ikhlas. Tepat tanggal 1 mei 2017 pengumuman itu muncul dan aku teringay bahwa tepat tanggal itu ibuku ulang tahun.

 Pukul 14.00 pengumuman itu keluar. Membuka dengan penuh perjuangan. Setelah tau namaku ada di list diterima di jurusan PIAUD dan di Uin malang tangis haru kebahagiaan yang kurasakan. Hasik tersebut langsung aku prin dan kuberikan kepada ibu. Tanpa berkata kata ibu memelukmu dengan eratnya dan menerima aku kuliah di Uin. Yang selalu ku ingat perkataan ibu adalah Jagalah amanah ibu nak, jika kau lanhnggar surga bukan milikmu. Mulai dari itu aku berjanji pad diriku sendiri bahwa setiap semangatku kebahagiaan orangtuaku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun