Mohon tunggu...
Nadia Syarifah Mumtaz
Nadia Syarifah Mumtaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Tertarik pada dunia tulis-menulis, psikologi sosial, pendidikan, dan bisnis kuliner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aplikasikan Kegiatan Bermain dalam Pembelajaran, Kelompok 48 Gelombang 6 PMM UMM Gelar Lomba Permainan Edukatif untuk Pasukan Cilik "Dewi Sartika"

29 September 2022   22:19 Diperbarui: 29 September 2022   22:59 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penutupan lomba permainan edukatif "Semarak Dewi Sartika"

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktimu Negeri gelombang ke-6 telah sukses dirampungkan oleh mahasiswa psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam kelompok 48 bimbingan Ibu Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si. Berlangsung selama 30 hari, kegiatan PMM mempunyai tujuan untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian UMM dan bersifat wajib diikuti seluruh mahasiswa UMM, baik secara perorangan maupun berkelompok. Adapun kelompok 48 yang beranggotakan Nadia Syarifah Mumtaz, Devina Fadzila Rochim, Thalal Alfein, serta Merlynda Diana Fitrianingrum telah melaksanakan PMM di PAUD & TA Dewi Sartika, sebuah sekolah khusus PAUD dan TK yang berada di Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Salah satu program kerja mereka yaitu lomba permainan edukatif untuk anak usia dini yang digelar pada tanggal 19 sampai dengan 21 September 2022 kemarin.

Berpesertakan murid-murid dari kelas PAUD hingga TK-B, lomba permainan edukatif yang diberi nama “Semarak Dewi Sartika” ini mengusung tema “belajar sambil bermain”, di mana permainan yang menjadi cabang perlombaan dirancang sedemikian rupa agar dapat melatih motorik kasar, motorik halus, serta sosial-emosional anak.

“Karena pelaksanaan lomba ini bukan sekedar untuk mewujudkan proker kelompok kami saja, melainkan juga sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran di sekolah, maka cabang lombanya harus disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak-anak usia PAUD dan TK. Nah, di Dewi Sartika sendiri, domain perkembangan yang difokuskan oleh para guru tiga di antaranya ada motorik kasar, motorik halus, sama sosioemosi. Jadi, ketiga domain itulah yang selanjutnya kami jadikan dasar dalam merancang permainan yang akan dilombakan,” papar Nadia selaku ketua pelaksana kegiatan sekaligus koordinator kelompok 48.

Lomba “Semarak Dewi Sartika” besutan Nadia dan kawan-kawan terdiri dari empat cabang perlombaan. Untuk peserta PAUD yang mengikuti lomba di hari pertama, jenis permainan edukatif yang dilombakan meliputi: estafet bola, lompat tali, permainan mencari jejak, serta spongebob (memasukkan air ke dalam gelas menggunakan media spons). Sedangkan untuk peserta TK-A dan TK-B yang mendapat jadwal lomba di hari kedua dan ketiga, jenis permainan edukatif yang dilombakan meliputi: patepin (puzzle telur pintar), bom waktu (memindahkan bola menggunakan kain), spongebob (memasukkan air ke dalam botol menggunakan media spons), dan estafet hula hoop. Selain melatih motorik kasar dan halus, permainan-permainan tersebut juga melibatkan banyak aspek sosial-emosional pada anak, seperti kesabaran, kemandirian, empati, ketekunan, loyalitas, kemampuan bekerja sama dengan orang lain, keterampilan memecahkan masalah, hingga sopan-santun.

Keseruan murid PAUD Dewi Sartika saat bermain estafet bola
Keseruan murid PAUD Dewi Sartika saat bermain estafet bola

Di antara semua jenis permainan edukatif yang tersedia, permainan spongebob merupakan cabang lomba yang paling digemari murid-murid. “Pas ditanya paling suka main yang mana, kebanyakan pada kompak nunjuk pos spongebob. Katanya seru meras-meras air pakai spons!” tutur Merlynda yang bertugas sebagai Master of Ceremony (MC) pada hari ke-2 pelaksanaan lomba. Di samping cabang lomba terfavorit, tentunya ada pula cabang lomba tersulit. Lomba patepin dinilai memiliki tingkat kerumitan yang paling tinggi di antara permainan-permainan lainnya.

“Jadi, di pos patepin itu anak-anak harus berlari melewati halang rintang berupa botol-botol yang diisi air berpewarna, selanjutnya berjalan di atas titian batu-bata, lalu terakhir mencocokkan angka dengan sejumlah objek yang digambar pada puzzle berbentuk telur,” terang Devina, anggota yang berjaga di pos patepin. “Nah, biasanya agak lama waktu nyusun puzzlenya, karena mereka perlu menghitung dulu. Terus kalau nggak sengaja nyentuh botol di halang rintang atau jatuh saat melewati titian, mereka harus mengulang lagi dari garis start. Makanya kemarin paling memakan waktu ya di pos ini.”

Murid TK-A Dewi Sartika berusaha jaga keseimbangan di pos permainan patepin
Murid TK-A Dewi Sartika berusaha jaga keseimbangan di pos permainan patepin

Meski demikian, para peserta cilik dari PAUD & TA Dewi Sartika tampak bersemangat mengikuti jalannya perlombaan dan mampu menyelesaikan seluruh permainan tanpa ada satu pun yang terlewat. Hal ini membuat kelompok 48 beserta guru-guru yang turut hadir merasa senang. “Alhamdulillah, kerja keras kami mempersiapkan lomba seolah terbayar begitu melihat antusiasme murid-murid yang luar biasa. Semoga event sederhana kami ini dapat memberikan manfaat yang sama besarnya bagi mereka,” ungkap Thalal, MC pada penutupan lomba “Semarak Dewi Sartika”.

Penutupan lomba permainan edukatif
Penutupan lomba permainan edukatif "Semarak Dewi Sartika"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun