Mohon tunggu...
Nadia Aprilia
Nadia Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Halo, saya Nadia Aprilia Resti Fauziah Prodi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Pendidikan Indonesia. Saat ini sedang melaksanakan KKN Tematik MDBPE-MBKM UPI 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Tematik Bidang Pendidikan UPI 2021: Penguatan Pembelajaran Daring dengan Pemanfaatan Sosial Media

25 Juli 2021   14:23 Diperbarui: 25 Juli 2021   14:56 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

COVID-19 telah menjungkirbalikkan hubungan sosial normal yang berkembang antara murid dengan gurunya atau bahkan mahasiswa dengan profesornya. Kita kehilangan koneksi yang berkembang melalui interaksi santai di jam kelas, diskusi pra-kelas, pertanyaan pasca-kelas, dan interaksi secara langsung lainnya. Hubungan sosial ini penting untuk retensi siswa, pengembangan akademik, keragaman, dan inklusi. Ketika universitas dan sekolah bergulat dengan peralihan ke sistem pendidikan online, strategi untuk memperkuat pembelajaran daring harus menjadi prioritas utama.

Saya merangkum 9 tips menggunakan media sosial untuk menjaga dan mengembangkan koneksi sosial selama transisi massal ke pendidikan online ini. Saya akan memfokuskan ke Instagram karena saya secara pribadi menemukan Instagram sebagai tempat yang paling disukai murid ataupun mahasiswa.

Gunakan media sosial untuk melengkapi komunikasi antara murid dan guru

Langkah untuk melibatkan siswa melalui sosial media mungkin terasa tidak wajar bagi para guru atau profesor. Selain mengajar, ada manfaat bagi pendidik untuk membangun branding mereka. Kecenderungan awal, mungkin mencoba untuk menghindari menambahkan sesuatu yang baru ke kursus, dan itu mungkin menjadi pertimbangan yang bijaksana untuk konten baru dan tugas baru, tetapi saya menyarankan untuk memikirkan hal ini sebagai pelengkap metode pengajaran dan komunikasi tenaga pengajar saat ini. 

Kita semua haus akan hubungan sosial, terlebih lagi dalam konteks social distancing. Interaksi media sosial dapat menjadi kesempatan untuk terhubung dengan audiens saat ini dan bahkan membantu membangun branding bagi diri kita sendiri.

Temukan platform pilihan

Pilih satu platform media sosial untuk membangun. Carilah platform yang memungkinkan siswa memilih menjadi peserta pasif atau aktif. Koneksi satu arah memungkinkan siswa untuk mengikuti guru, tetapi tidak selalu mengharuskan guru untuk mengikuti mereka. 

Twitter dan Instagram mengizinkan jenis koneksi ini, dan keduanya mengizinkan mereka yang tidak memiliki akun untuk melihat situs publik. Perbedaan antara Twitter dan Instagram adalah mode komunikasi utama mereka. 

Twitter mengandalkan komunikasi berbasis teks terutama, sementara Instagram berbasis gambar. Twitter membatasi panjang posting hingga 280 karakter, sementara Instagram memungkinkan kita memasukkan teks yang lebih panjang.

Kenali lingkungan eksternal

Pada saat yang sama, "sosial" di media sosial adalah kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dengan cara baru. Siswa ingin melihat dan mendengar bagaimana guru memandang dunia. Tetap fokus pada disiplin dan peran kita sebagai guru, tetapi mungkin perluas fokus kita dan renungkan realitas kita bersama. Bantu siswa melihat bahwa setiap orang sedang berjuang, tetapi upaya itu sepadan untuk memenuhi tujuan pendidikan, profesional, dan pribadi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun