Penjajah Belanda masuk lebih awak ke Indonesia, pada saat itu Belanda membuat Rel Kereta Api, yang dipimpin langsung oleh Staatsspoorwegen.Â
Namun tidak berjalan lancar karena biayanya yang cukup mahal untuk membangun Rel Kereta Api tersebut. Kemudian Belanda dikalahkan oleh jepang dan akhirnya Jepang lah yang melanjutkan pembangunan Rel Kereta Api yang dipimpin langsung oleh Rikuyu Sokyoku.
Lokomotif Kereta Api bekas penjajahan Jepang ini terletak di jalan Kharuddin Nasution,Kecamatan Bukit Raya,Kota Pekanbaru.
Lokomotif Kereta Api atau Rel Kerta Api ini dibangun oleh jepang pada tanggal 1 maret 1943 hingga tahun 1945 Â bertujuan sebagai media pengangkutan batu bara dari Muara Sijunjung Sumbar-Pekanbaru sepanjang 220 Km.
Proses pembangunan Rel Kereta Api ini Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja,sehingga Jepang memperkerjakan para pekerja paksa(Romusha) dari Jawa dengan menipu mereka bahwa akan dipekerjakan di pabrik minyak ternyata tidak, mereka dibawa untuk membangun rel kereta api milik Jepang.
Nasib para pekerja saat itu sangatlah memperhatinkan,banyak pekerja paksa tersebut yang meninggal  mulai dari sakit malaria,kelaparan,kelelahan dan bahkan ada yang dimakan harimau.
Telah menelan korban sedikitnya 285.000 jiwa.Jumlah korban tersebut setara dengan jumlah bantalan kereta api yang dibangun,bahkan lebih.
Para pekerja yang meninggal dikubur secara masal di bawah tugu yang ada saat ini,itupun hanya sisa tulang belulang dari para pekerja paksa.