Mohon tunggu...
Money Pilihan

Urgensitas Perbankan Hingga Pelosok Pedesaan

19 Februari 2017   21:34 Diperbarui: 20 Februari 2017   12:39 2989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dunia perbankan kian lama kian mengalami perkembangan dari segi produknya maupun tekonologi nya. Di daerah perkotaan sendiri dengan mudah para nasabah mengakses transaksi perbankan, ini dikarenakan banyaknya jumlah lembaga keuangan yang tersebar di perkotaan. Daerah perkotaan yang bersifat dinamis membuat wilayah perkotaan lebih cepat mendapat informasi. Bagaimana dengan di pedesaan?

Daerah pedesaan yang mayoritas penduduk bermata pencaharian bercocok tanam di desanya ini, dikarenakan banyak dari mereka yang masih tergolong berpendidikan rendah sehingga dengan begitu menurut mereka “asal dapat memenuhi kebutuhan” maka pendidikan pun tidak begitu menjadi persoalan penting. Bukan hal yang asing jika permasalahan di desa adalah soal perekonomian, salah satunya adalah tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan. Kemudian penghasilan yang tidak menentu apalagi bercocok tanam tergantung dengan keadaan musim membuat mereka khawatir atau bahkan bisa jadi gagal panen kemudian mau tidak mau suka tidak suka maka akan mempengaruhi kepada ekonomi mereka.

Karena permasalahan ekonomi karena lapangan pekerjaan yang kurang memadai sehingga membuat masyarakat pedesaan berbondong-bondong untuk mencari pekerjaan ke kota untuk memenuhi kebutuhan nya karena gaji di perkotaan lebih besar selain itu bahkan tidak jarang masyarakat didesa menjadi tenaga kerja indonesia di luar negeri dengan iming-iming dijanjikan gaji yang besar, kebutuhan hidup terpenuhi. Nyatanya rata-rata dari mereka sepulang dari tempat mereka bekerja mereka mendapat siksaan verbal maupun fisik dari majikan. Ini hal yang sangat miris, karena tidak ada pilihan bagi masyarakat di desa dengan skill yang terbatas membuat mereka bekerja apapun dilakukan asal diberikan upah.

Untuk menyelesaikan permasalahan yang dipaparkan maka perlunya suatu program untuk mengentaskan masalah perekonomian. Sehingga perlunya pihak desa bergerak cepat untuk menjembatani dengan penyuluhan terutama kaitannya dengan menabung dan pemberdayaan UMKM. Karena potensi wisata di kedua kabupaten sangat besar sehingga perlunya pengelolaan dan memanfaatkan apa yang menjadi potensi di desa tersebut.

Adanya interaksi antara potensi yang dimiliki di pedesaan dan masyarakatnya maka tidak hanya pihak desa yang bergerak tetapi perlu juga campur tangan dari luar sehingga perubahan yang diharapkan berdampak untuk jangka panjang ini dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan di desa yang dikatakan desa tertinggal tersebut. Sehingga dalam upaya pembangunan tersebut, maka dibutuhkan modal yang dapat diperoleh dari kerjasama dengan pihak perbankan sebagai sumber modal.

Maka perlu hadirnya bank-bank seperti bank perkreditan rakyat yangmemiliki peran penting, tidak hanya BPR tapi bank-bank lainnya turut serta menjadi sarana masyarakat agar mulai tergerak untuk usaha kreatif sehingga tidak ada lagi yang namanya rentenir di sekeliling mereka kemudian selama ini petani dan pengusaha UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) kesulitan mendapatkan modal karena keterbatasan pengetahuan dan akses perbankan. Tetapi menurut masyarakat di desa yang tidak mengerti mengenai perbankan karena menganggap rumit sistem perbankan dan kurang memahami pentingnya sebuah lembaga keuangan yang mana dapat meringankan perekonomian mereka.

Kenyataan inin dapat terlihat dari Press Realese OJK pada tahun 2016 yang menunjukan bahwa Indeks Literasi Keuangan Indonesia sebesar 29,66% dan Indeks Inkulasi Keuangan Indonesia sebesar 67,82%[1]. Hal tersebut menggambarkan dari 100 orang di Indonesia, hanya 29 - 30 orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang keuangan (well literate). Dan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan (inklusi keuangan) dari 100 nasabah berkisar 67 - 68 orang. Belum lagi pengukuran tingkat literasi dan inklusi syariah masing-masing sebesar 8.11% dan 11.06%. tentunya, penulis menilai angka buta perbankan terbesar terdapat di pedesaan.

Industri sektor keuangan menjadi penting ketika pembahasan ekonomi masuk kedalam ranah makro ekonomi, karena pembahasan akan berkaitan erat dengan pasar modal, hingga pengaruh dollar terhadap rupiah lalu disinilah letak urgensitas perbankan. Perbankan memiliki andil yang cukup besar dalam mewarnai industri sektor keuangan, pengelolaan keuangan perbankan sebagaian besar di investasikan ke ranah pasar modal, valuta asing, dlsb. Hal tersebut guna menopang tingkat kekuatan mata uang rupiah terhadap dollar.

Melihat kenyataan dari hasil press realese OJK sesungguhnya Indonesia masih memiliki potensi yang sangat besar. Untuk itu, beberapa program OJK adalah training of trainer, outreach program, kuliah umum, edukasi bahari, iklan layanan masyarakat, edu expo, bioskop keliling, wayangan dan SiMOLEK (mobil OJK yang digunakan untuk mengedukasi wilayah pedesaan) dengan target edukasi yaitu perempuan/Ibu rumah tangga, UMKM, petani/nelayan, Tenaga Kerja Indonesia/Calon TKI, pelajar/mahasiswa, profesional, karyawan dan pensiunan, seluruh program tersebut di rancang guna mengedukasi masyarakat mengenai perbankan.

Dengan demikian, peran perbankan menjadi penting apabila melihat case study diatas. Masyarakat pedesaan yang belum memiliki rekening bahkan belum mengetahui perbankan merupakan aset yang belum terhitung (intengable asset). Pasalnya, apabila seluruh penduduk Indonesia aktif menggunakan perbankan tentu akan menjadikan regulasi keuangan Perbankan Indonesia lebih sehat. Untuk itu, apabila Perbankan perlu didorong untuk memperkenalkan produk-produknya. Bahkan, dimungkinkan juga, pembuatan produk yang simple agar mudah diterima oleh masyarakat pedesaan. Sehingga, ekspansi perbankan menjadi sebuah keharusan.

Selanjutnya, melihat masyarakat pedesaan cenderung bergerak di sektor rill (pertanian, perikanan, ternak, dan sebagainya) penulis menilai justru pembiayaan akan hal tersebut menjadi lebih terbuka. Karena sektor rill merupakan penentu poros kekuatan ekonomi di negara berkembang seperti Indonesia. Mengingat yang tengah terjadi sekarang merupakan efek dari bubble economic, dimana kekuatan ekonomi negara terlihat baik namun sangat ringkih, salah satunya adalah pelemahan rupiah terhadap dollar. Sehingga kemudian penulis menilai pertumbuhan sektor rill menjadi sangat penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun