Mohon tunggu...
Nadhifa Salsabila Kurnia
Nadhifa Salsabila Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Masih setia dengan Bandung, namun melalui tulisannya sering kali berjalan ke Korea Selatan dan berbagai belahan dunia lain

Sarjana Ilmu Komunikasi Jurnalistik, pencinta literasi, penyuka fiksi, menulis dimana saja dan kapa saja

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sulit Bahagia? Mungkin Kamu Alami Hedonic Treadmill

30 Juni 2021   07:00 Diperbarui: 30 Juni 2021   21:04 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan bersedih | pexels/Ivan Samkov

Saat lulus kuliah, mungkin kita mengidamkan mendapatkan pekerjaan impian dengan gaji yang sesuai harapan. Tetapi, saat kita mendapatkan keinginan ini ternyata rasanya tidak seindah yang kita bayangkan sebelumnya.

Banyak tuntutan pekerjaan dari atasan, persaiangan kerja yang ketat, hingga bertemu teman kerja yang toxic. Akhirnya, kebahagiaan itu hilang. Bukannya merasa cukup, kita justru mengharapkan profesi lain yang dari tempat kita berada saat itu terlihat akan lebih menyenangkan.

Perasaan bahagia yang tidak bisa bertahan lama inilah yang bisa disebut sebagai kondisi "Hedonic Tradmill".

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Ketika Cinta Bertepuk Sebelah Tangan?

Pengertian Hedonic Treadmill

Istilah Hedonic Treadmill ditemukan tahun 1971, oleh Brickman dan Campbell. Keduanya membahas pemahaman Hedonic Treadmill ini dalam sebuah buku berjudul Hedonic Relativism and Planning The Good Society.

Saat itu istilahnya masih disebut sebagai Hedonic Adaptation. Hingga kemudian di tahun 90-an, Michael Eynick menyamakan konsep ini dengan Treadmill. Teori ini disebut dengan treadmill, karena setelah muncul kebahagiaan, orang dengan kondisi ini akan kembali lagi ke posisi awal alias netral.

Hingga terus seperti itu layaknya saat sedang menggunakan treadmill yang berulang-ulang. Hedonic sendiri jika diartikan sau katanya ini berarti kegiatan bersenan-senang atau mencari kebahagiaan.

Jadi, secara sederhanya pengertian Hedonic Treadmill adalah tendensi level kebahagiaan seseorang yang cenderung kembali ke asal, tidak berubah, tetap atau merasa tetap berada di tempat yang sama, meskipun sebenarnya sudah berada di kesuksesan.

Mungkin, selama ini orang berpikir jika terus meningkatkan standar hidup setiap harinya adalah cara untuk mencapai kebahagiaan. Padahal, bahagia itu semu. Terutama, saat kita masih sebatas mendapatkan kebahagiaan dunia.

Baca juga: Jika Kamu adalah Pekerja Bertipe "Pirlo", Hal Ini Mungkin Akan Terjadi

Lalu, mengapa seseorang bisa terjebak dalam kondisi Hedonic Treadmill?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun