Mohon tunggu...
Nadhifa Salsabila Kurnia
Nadhifa Salsabila Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Masih setia dengan Bandung, namun melalui tulisannya sering kali berjalan ke Korea Selatan dan berbagai belahan dunia lain

Sarjana Ilmu Komunikasi Jurnalistik, pencinta literasi, penyuka fiksi, menulis dimana saja dan kapa saja

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengenal Tren Hybrid Working di Kala Pandemi

29 Juni 2021   07:00 Diperbarui: 29 Juni 2021   07:04 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya Work From Home (WFH), Hybrid Working juga menjadi trend di masa pandemi covid-19. Meskipun, sebenarnya istilah ini sudah lama dikenal bahkan sebelum pandemi. Menerapkan sistem Hybrid Working bagi karyawan juga sebenarnya memiliki plus minus.

Sebenarnya di kala pandemi ini anjuran untuk WFH lebih dianjurkan. Namun, seiring dengan mulai adanya aturan new normal dan untuk melepaskan jenuh hingga menciptakan kenyamanan yang lebih bagi karyawan.

Cara kerja dengan Hybrid Working juga mulai menjadi solusinya saat karyawan masih tak mungkin terlalu banyak berkumpul di kantor. Seperti diberitakan, perkantoran menjadi salah satu sumber terciptanya klister covid-19 yang cukup tinggi.

Menurut Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof Amin Soebandiro ada beberapa faktor yang menyebabkan klister perkantoran banyak tercipta. Di antaranya ruangan yang padat, sirkulasi yang buruk, hingga kebanyakan pegawai kantor yang harus berdesak-desakkan saat berada di transportasi umum.

Namun, WFH ternyata juga memiliki banyak kelemahan dan tak semua orang bisa menyesuaikan. Apalagi jika perusahaan yang karyawannya membutuhkan lebih banyak kerja tim. Jadi, alternatif lainnya adalah dengan Hybrid Working.

Baca juga: Paid dan Unpaid Internship, Sebaiknya Pilih yang Mana?

Penjelasan mengenai Hybrid Working

Dilansir dari BBC, Hybrid Working ini lebih menyangkut pada kebebasan mengenai dimana karyawan ingin bekerja. Karyawan diberi pilihan ingin bekerja di kantor, rumah, kafe, atau tempat lain yang dianggap membuatnya nyaman dan mendukung konektivitas yang baik.

Tak hanya lokasi kerja yang fleksibel, waktu kerjanya juga bahkan ada yang fleksibel. Tidak harus selalu dari jam 9 pagi hingga 5 sore. Karyawan boleh menentukan sendiri kapan waktunya bekerja, misalnya disesuaikan dengan circadian rhythm atau waktu biologi.

Pasalnya, tidak semua orang morning person, banyak juga yang lebih bisa bekerja dengan baik saat malam hari. Asalkan, karyawan tetap harus bertanggung jawab pada pekerjaan yang selesai dengan kualitas yang tidak kurang.

Meskipun begitu, perlu ada beberapa yang diperhatikan saat tetap menerapkan Hybrid Working terutama saat kasus covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Di antaranya, di bawah ini:

1. Tetap Jaga jarak

Memang mungkin tidak semua ruang kantor bisa menciptakan ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. Jadi, untuk mensiasatinya bisa dilakukan dengan menata ulang ruangan kantor untuk menciptakan space agar jarak antar karyawan tidak terlalu dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun