Mohon tunggu...
Nadhifa Salsabila Kurnia
Nadhifa Salsabila Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Masih setia dengan Bandung, namun melalui tulisannya sering kali berjalan ke Korea Selatan dan berbagai belahan dunia lain

Sarjana Ilmu Komunikasi Jurnalistik, pencinta literasi, penyuka fiksi, menulis dimana saja dan kapa saja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tanda Orang Ingin Bunuh Diri dan Tips Bantu Menanganinya

24 Juni 2021   23:15 Diperbarui: 24 Juni 2021   23:41 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang ingin bunuh diri | Pexels/Guilman

Baru-baru ini kita mendengar berita tentang pendiri Antivirus John McAfee yang ditemukan tewas gantung diri di penjara di Spanyol, tak lama setelah ia diputuskan akan diekstradisi ke Amerika Serikat.  Diberitakan bahwa pendiri antivirus ini mengalami depresi sehingga nekat mengakhiri hidupnya.

Depresi memang menjadi salah satu faktor resiko tertinggi yang menyebabkan seseorang mengakhiri hidupnya. Berdasarkan catatan World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 lalu bahkan mengatakan bahwa di seluruh dunia ada 40 orang bunuh diri setiap detik.  Sungguh memprihatinkan, depresi menjadi salah satu penyebabnya, dengan alasan tekanan pekerjaan, tekanan pendidikan, juga masalah ekonomi dan kemiskinan di negara-negara berkembang.  

Selanjutnya dari berbagai riset menunjukkan bahwa terdapat sekitar 1,5 juta orang di seluruh dunia meninggal karena bunuh diri pada tahun 2020.

Bagaimana dengan di Indonesia? Berdasarkan data WHO tahun 2012, angka bunuh diri mencapai 4,3 per 100.000 populasi. Begitupun dari catatan kasus yang dilaporkan, di tahun yang sama terdapat 981 kematian akibat bunuh diri yang dilaporkan. 

Ini belum termasuk kasus yang tidak dilaporkan, karena di Indonesia banyak keluarga yang menganggap peristiwa bunuh diri sebagai aib yang harus ditutupi.  Saat ini, dilaporkan jumlah kasus kematian akibat bunuh diri bahkan mencapai 9000 kasus setiap tahun.

Baca juga: Selain Prokes, 5 Hal Ini Penting untuk Menjaga Kesehatan Mental Menghadapi Darurat

Tanda-tanda seseorang ingin bunuh diri

Dari data tersebut di atas, terlihat betapa semakin maraknya kasus bunuh diri.  Karena itu penting untuk mengetahui gelagat orang yang terlihat seperti ingin bunuh diri, agar kita bisa ikut berperan dalam mencegah terjadinya peristiwa bunuh diri.

Sebenarnya ada beberapa tanda orang ingin bunuh diri atau merencanakan untuk mengakhiri hidupnya yaitu:  

  • Selalu berbicara atau berpikir tentang kematian.
  • Depresi klinis (kesedihan mendalam, kehilangan minat, sulit tidur dan makan) yang semakin lama semakin memburuk.
  • Memiliki 'harapan untuk mati', sering berbuat nekat dan melakukan hal-hal yang beresiko menyebabkan kematian, seperti ngebut di jalan atau menerobos lampu merah.
  • Hilangnya minat terhadap sesuatu yang sebelumnya sangat disukai. Sering mengatakan bahwa hidupnya hancur, hilang harapan, bahwa ia tidak bisa membantu apapun, serta tidak berguna.
  • Keinginannya berubah-rubah dan mudah menyerah.
  • Sering mengatakan kalimat  seperti "Akan lebih baik kalau aku tidak ada" atau "Aku ingin mati saja".
  • Secara tiba-tiba berubah dari sangat sedih menjadi sangat tenang dan bahagia.
  • Ciri ingin bunuh diri selanjutnya membicarakan tentang bunuh diri atau membunuh seseorang.
  • Ciri terakhir bertemu atau menghubungi teman dan keluarga untuk mengatakan selamat tinggal.

Orang-orang yang gerak-geriknya memperlihatkan tanda orang ingin bunuh diri seperti di atas, harus mendapat perhatian penuh, apalagi jika orang tersebut pernah mencoba bunuh diri sebelumnya.

Baca juga: Cari Tahu Yuk Apa Itu Curhat dan Manfaatnya untuk Kesehatan Mental

Cara mencegah yang ingin bunuh diri

Jika menemui  seseorang yang menunjukkan tanda orang  ingin bunuh diri, kita bisa melakukan beberapa pendekatan personal. Tapi kita harus benar-benar serius merawat orang tersebut. 

Misalnya dengan mendengarkan apa yang ia katakan, berinisiatif untuk menanyakan rencananya, namun jangan sampai kita berdebat tentang keputusannya untuk bunuh diri.  Jika keinginan untuk bunuh dirinya masih tetap ada, maka segeralah mencari bantuan seperti psikiater, dokter atau bahkan polisii'

Terakhir, ternyata kecenderungan bunuh diri juga meangalir di dalam keluarga. Oleh karena itu, sangantlah penting peran keluarga terutama orang tua dalam memberikan perhatian dan kasih sayang terhadap anak, disamping  hal yang juga tidak kalah penting adalah pendidikan agama sejak dini. 

Anak yang merasa dicintai , diperhatikan, dan dengan bekal agama yang cukup, akan merasa aman dan percaya diri, sehingga tidak mudah putus asa ketika ia menghadapi masalah,  bahkan hingga ia dewasa nanti.

Baca juga: Apakah Salah Jika Memiliki Penyakit Bipolar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun