Mohon tunggu...
Nadhifa Salsabila Kurnia
Nadhifa Salsabila Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Masih setia dengan Bandung, namun melalui tulisannya sering kali berjalan ke Korea Selatan dan berbagai belahan dunia lain

Sarjana Ilmu Komunikasi Jurnalistik, pencinta literasi, penyuka fiksi, menulis dimana saja dan kapa saja

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hal yang Disesali Tak Dilakukan Saat Jadi Mahasiswa!

22 Juni 2021   10:25 Diperbarui: 22 Juni 2021   10:39 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mahasiswa | Pexels/Monstera

Coba deh, mulai sekarang saat sudah jadi mahasiswa, juga mulai berpikir untuk tidak terlalu banyak merepotkan orang tua untuk minta-minta uang terus. Kalau buat bayar uang kuliah masih terlalu besar dan tak sanggup, kamu bisa coba hasilkan uang setidaknya untuk tambahan uang jajan.

Banyak sebenarnya program internship dengan latar belakang sesuai yang bisa mahasiswa coba. Selain itu bisa juga coba-coba cari freelance di berbagai situs freelancer yang sekarang juga banyak bertebaran. Bisa cari yang cocok dengan jurusan.

Manfaatkan berbagai peluang dari internet untuk cari tahu cara mudah menghasilkan uang. Contohnya, jika kamu senang menulis, kini ada banyak media online yang membutuhkan banyak kontributor, lho!

4. Tidak memperbanyak sertifikasi dan tidak memperkaya portofolio

Coba deh, sebelum masuk dunia kerja, kamu iseng-iseng mendaftarkan akun di sejumlah situs pencarian kerja. Biar kamu bisa membuka mata lebar apa saja yang dibutuhkan untuk 'menjual' keahlian kamu di dunia kerja.

Selain harus banyak-banyak memperkaya portfolio dengan mengisikan karya-karya terbaikmu. Alangkah baiknya jika memiliki banyak sertifikat pelatihan skill juga. Saat ini bahkan sudah banyak webinar online yang mengajarkan berbagai ilmu bermanfaat yang memberikan sertifikat setelah keikutsertaan.

Baca juga: Pengalaman Bekerja (Part Time Job) di Korea Selatan

Manfaatkan sebaik-baiknya, ya!

Mayoritas mahasiswa baru, semangatnya masih menggebu-gebu. Namun, biasanya stigma mereka langsung pada "IPK ku harus cum laude". Memang sih, puya IPK tinggi juga membanggakan.

Setidaknya, menjadi bukti bahwa kita sebagai mahasiswa mensyukuri dan menghargai kesempatan berkuliah yang orang tua berikan dengan hasil yang baik. Plus kemungkinan dapat beasiswa biar tak merepotkan orang tua lebih besar.

Tetapi, dunia kuliah tidak seperti dunia sekolah. Jadi, meskipun nilai penting, namun memiliki banyak pengalaman saat jadi mahasiswa jauh lebih penting. Bahkan, dosen dari salah satu universitas negeri ternama pernah membuat thread yang inti pembicaraanya.

"Tidak apa lulus melebihi waktu empat tahun IPK pas-pasan, tapi lembar pengalaman dan sertifikasinya penuh, daripada lulus pas empat tahun dengan IPK cum laude tetapi pengalaman dan sertifikasinya kosong,".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun