Di lain sumber, deforestasi memiliki arti yang lebih luas. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.30/MENHUT-II/2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD) mengena apa itu deforestasi.
Baca juga: Hari Laut Sedunia 2021: Detail Penting dari Peringatan Bertema "Samudra: Kehidupan
Deforestasi adalah pengubahan area hutan mencari lahan tidak berhutan secara permanen, dengan tujuan untuk kepentingan aktivitas manusia. Maka, dari sini dapat ditarik pahaman apa itu deforestasi sebagai aktivitas yang mengubah fungsi hutan.
Hutan yang awalnya adalah tempat ekosistem bagi sumber daya alam yang ada di dalamnya juga tempat pelestarian lingkungan, menjadi fungsi untuk kebutuhan manusia. Contoh, ketika akan membuka lahan pertanian, peternakan, maka daerah yang tadinya hutan dilakukan deforestasi.
Akibat semakin banyaknya deforestasi
Pada bagian atas sebelumnya sudah ditekankan, bahwa hutan adalah paru-paru dunia, sumber oksigen bagi manusia. Namun, juga deforestasi hutan terus terjadi tanpa terkendali, bukan tidak mungkin jika pasokan oksigen di dunia akan terus menipis.
Karena, pohonlah yang menyerap karbon dioksida untuk kemudian diubah menjadi O2 atau oksigen. Selain itu akibat deforestasi secara berlebihan, kandungan karbon dioksidan dan gas rumah kaca akan semakin tinggi dan tidak terkendali.
Dampak buruk deforestasi hutan ini juga memicu terjadinya pemanasan global. Manusia sering menyuarakan saat ini adalah pemanasan global, kurangi pemakaian barang atau konsumsi sesuatu yang berdampak negatif terkait pemanasan global.
Namun, dengan semakin maraknya deforestasi hutan yang mungkin maksudnya ingin mengembangkan fasilitas umum di Indonesia menjadi semakin maju. Hingga alasan kepentingan lainnya, yang menurut sumber dilansir kompas.com, banyak untuk pangan.
Maka, manusia itu sendiri telah berperan sangat besar atas terjadinya deforestasi lahan yang berdampak pada pemanasan global ini. Â Maka dari itu sangat penting menjaga kelestarian lingkungan terutama hutan. Hanya kita yang bisa menjaganya.
Baca juga: Menyelam Virtual lewat Google Earth, Melihat Terumbu Karang yang Sekarat di Hari Laut